INDOSPORT.COM - Semifinal leg kedua Liga 1 Putri antara Persipura Tolikara kontra PS TIRA Persikabo berakhir dengan tanda tanya. Persipura yang harusnya lolos ke final jika mengacu pada regulasi atau aturan FIFA Dan AFC, menolak melanjutkan pertandingan yang harus diselesaikan dengan adu penalti di Stadion Cenderawasih Kabupaten Biak, Sabtu (07/12/19) lalu.
Manajemen Persipura Tolikara pun melayangkan surat protes kepada PSSI terkait rancunya regulasi semifinal leg kedua tersebut. Pasalnya, mereka menilai jika regulasi yang dibuat PSSI sebelum leg kedua itu bertentangan dengan regulasi sepak bola aliran FIFA Dan AFC.
Yang mana, regulasi yang diputuskan PSSI melalui surat tertanggal 4 Desember lalu menyebutkan jika tim yang kalah pada pertemuan pertama menang di leg kedua maka akan dilanjutkan dengan adu penalti tanpa adanya perpanjangan waktu dan tanpa menghitung selisih gol dengan mengacu pada regulasi Liga 1 Putri 2019 pasal 9 dan pasal 10.
Sekretaris Umum Persipura, Rocky Bebena mengungkapkan perihal tersebut bahkan sudah diprotes oleh pihaknya sebelum laga dimulai, namun match com tak bisa mengambil keputusan terkait hal tersebut.
"Kami diminta untuk melakukan adu penalti namun kami menolak karena ini sebuah keputusan yang diluar statuta atau regulasi FIFA, AFC maupun PSSI yang hanya menyadur aturan yang dikeluarkan oleh FIFA. Jadi saya pun sepanjang mengurus sepak bola baru menemukan hal ini," ujar Rocky kepada wartawan di Jayapura, Senin (09/12/19).
"Kami sudah menyurati ke PSSI soal ini, dan kami pertanyakan keputusan dalam isi surat PSSI tersebut, karena menurut hemat kami pasal 9 itu hanya mengatur durasi pertandingan, sedangkan di pasal 10 itu tentang jika dalam satu pertandingan ada dua tim yang memiliki nilai yang sama maka untuk menentukan peringkat disitu akan dilihat dari selisih gol," tambahnya.
Rocky melanjutkan, jika berkaca pada regulasi atau aturan FIFA dan AFC, harusnya Persipura Tolikara yang lolos ke final karena unggul dalam produktifitas gol di kandang lawan dengan selisih gol yang sama, yang mana Persipura unggul 5-4 di kandang PS TIRA dan kalah 1-2 di markas sendiri.
"Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa tidak mungkin lagi ada adu penalti, untuk itu jika PSSI merasa bahwa ini adalah keputusan mereka yang harus diikuti, menurut kami ini adalah keliru. Dan ini tidak benar karena ada sesuatu yang merugikan tim lain terutama kami, karena kami ikut kompetisi bukan langsung lolos ke semifinal tapi melewati empat seri," jelasnya.
Ogah Tanda Tangani Surat PSSI
Manajer Persipura Tolikara, Usman G Wanimbo mengatakan, isi surat regulasi semifinal leg kedua itu juga berbunyi jika lampu stadion juga menjadi salah satu faktor laga tersebut tidak mengenal perpanjangan waktu.
Padahal, Usman menuturkan jika laga tersebut berjalan justru masih dalam kondisi terang karena kick off digelar jam 3 siang waktu setempat.
"Itu sebenarnya masih ada waktu untuk melakukan perpanjangan waktu, tapi itu tidak dilakukan dan langsung mau adu penalti, jadi kita menolak keras itu dan para pemain kita pun keluar dari lapangan. Kalau memang alasannya lampu kan semifinal itu jadwalnya bisa dimajukan lebih cepat," keluhnya.
Sementara anehnya kata Usman, surat keputusan yang dikirim PSSI ke pihaknya itu justru tertulis Persipura lawan Persib Bandung dan bukan PS Tira Persikabo. Ia pun menolak untuk menandatangani surat tersebut.
"Kami menolak tanda tangan surat itu karena mengacu kepada kesepakatan bahwa regulasi itu dari FIFA Dan AFC maupun PSSI. Kami merasa dirugikan dengan ini, ini kan adalah liga perdana sepak bola putri, jadi jangan ada oknum yang hendak mencederai kompetisi ini," ujarnya.
Sementara itu, Asisten Manajer Persipura Tolikara, Mathius Wally membeberkan jika pihaknya enggan menandatangani surat tersebut bukan karena tak mau melanjutkan pertandingan, tapi menilai regulasi tersebut bertentangan dengan statuta atau regulasi FIFA.
"Kami protes karena pertandingan lanjutan itu berdasarkan isi surat yang bertentangan dengan regulasi atau aturan, karena kita tahu pasti PSSI mengadopsi peraturan FIFA," bebernya.
"PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Indonesia harus memandang semua tim sama dan tidak boleh ada diskriminasi juga terhadap Persipura. Dan saya kira dengan adanya surat ini lebih menekankan kepada diskriminasi terhadap Persipura. Jadi mohon ada keputusan yang lebih bijak dari PSSI untuk Persipura sesuai dengan ketentuan yang berlaku," pungkasnya.