INDOSPORT.COM - Darije Kalezic cukup banyak meninggalkan 'dosa-dosa' selama membesut PSM Makassar sepanjang musim ini.
Darije Kalezic akhirnya memutuskan menghentikan kerja samanya dengan PSM Makassar. Pelatih sepak bola berusia 50 tahun ini pamit setelah laga melawan PSS Sleman di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Minggu (15/12/19) besok.
Darije menyampaikan pengunduran dirinya di hadapan awak media olahraga Makassar saat sesi jumpa pers sebelum melawan PSS di Media Center Stadion Andi Mattalatta, Sabtu (14/12/19) sore.
"Besok menjadi laga kandang terakhir saya sebagai pelatih PSM Makassar. Selama di Makassar, saya melewati masa yang sangat luar biasa," ungkap Darije.
Selama membesut PSM musim ini, Darije sanggup mempersembahkan trofi Piala Indonesia kepada Pasukan Ramang. Namun begitu, perjalanan Darije bersama PSM juga dipenuhi jalan terjal.
Musim 2019 yang terburuk selama PSM Makassar mengarungi Liga 1. Setelah musim dua musim sebelumnya selalu bersaing juara dan finis di tiga besar, musim ini PSM kesulitan untuk tembus lima besar.
PSM gagal menampilkan performa yang konsisten di bawah Darije. Darije banyak meninggalkan 'dosa-dosa' bagi PSM Makassar musim ini.
Rekor Tandang Paling Buruk
Liga 1 2019 jadi musim terburuk bagi PSM dalam hal performa laga tandang. Bagaimana tidak, mereka tak mampu meraih satu pun kemenangan di laga tandang.
Dari 16 laga tandang yang dijalani sampai pekan ke-32, PSM cuma meraih tiga kali imbang dan 13 sisahnya adalah kekalahan.
Seperti tidak ditakdirkan menang, PSM selalu saja menemui kendala tiap bermain tandang. Hal ini berkebalikan dengan performa mereka ketika main di kandang.
Dari 16 laga kandang, PSM sanggup memenangi 13 laga dan cuma dua kali menderita kekalahan. Performa laga tandang yang buruk menjadi penyebab PSM sulit merangsek ke papan atas musim ini.
Hal ini jelas jadi tanggung jawab dari Darije Kalezic. Seperti diketahui, PSM memiliki kualitas untuk tampil bagus terbukti dari rekor kandang yang positif.
Namun, segalanya berubah ketika PSM bermain di kandang lawan. Tim Juku Eja seperti kehilangan semangat, tanpa motivasi, demam panggung, dan tak punya mental juara.
Konflik Internal Tim
Tak cuma hasil akhir di lapangan yang mengecewakan, Darije juga tak cakap-cakap amat dalam memanajemen internal tim.
Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, pernah dikabarkan tidak harmonis dengan para pemainnya, seperti Ferdinand Sinaga, Abdul Rahman, dan terbaru Marc Klok.
Sejatinya, kabar keretakan di ruang ganti Pasukan Ramang sudah mencuat kala empat putra daerah hengkang pada jendela transfer paruh musim. Mereka adalah kapten sekaligus pemain senior Zulkifli Syukur, Hendra Wijaya, Reva Adi Utama, dan Saldy.
Keempat pemain itu disebut-sebut tidak cocok dengan pola kerja pelatih sepakbola berusia 50 tahun ini. Namun, seiring berjalannya waktu, rumor kurang sedap tersebut perlahan menghilang.
Barulah pada laga tunda pekan keempat Liga 1 2019 antara PSM melawan Persipura Jayapura di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Senin (18/11/19) lalu, rumor itu kembali muncul ke permukaan kala Ferdinand melakukan selebrasi gol dengan membuka jersey sambil menutup mata.
Keesokan harinya, penyerang berusia 30 tahun mengunggah foto dengan caption 'TERIMA KASIH'. Setelah dikonfirmasi redaksi berita INDOSPORT, dua aksi Ferdinand itu sebagai bentuk protes kepada sang pelatih yang semakin sedikit memberinya menit bermain.
Pada laga yang sama, giliran gelandang asing Marc Klok yang berkonflik dengan Darije. Pemain berusia 26 tahun itu berbuat indisipliner dengan datang sehari lebih lambat dari rombongan tim di Magelang.
Bahkan, Klok tidak memberitahukan Darije soal alasan dirinya datang terlambat ke Magelang. Atas dasar itu pula, Darije tidak memasukkan nama Klok ke dalam daftar susunan pemain melawan PSIS.
Terakhir, Darije kembali terlibat insiden dengan Klok saat laga kandang melawan Borneo FC, Senin (02/12/19). Darije menarik keluar Klok pada menit ke-73 akibat bermain buruk dan melakukan beberapa kesalahan elementer.
Perekrutan Pemain Kurang Efektif
Komposisi tim PSM musim ini bisa dibilang tak begitu bagus dalam menunjang target di papan atas liga. Kepergian empat putra daerah yang mana salah satunya kapten dan pilar utama tim, Zulkifli Syukur, pada transfer musim dingin lalu berdampak cukup besar.
Selain itu, kebijakan perekrutan pemain PSM juga kurang efektif. Misalnya saja pembelian Amido Balde.
Kedatangan Amido Balde dipertanyakan lantaran pemain satu ini bukan tipe striker mematikan. Balde bahkan malah kerap menciptakan masalah.
Witan Sulaiman yang digadang-gadang akan bergabung juga pada kenyataannya batal. Jika ingin tegas, Darije Kalezic bisa merekrut pemain asing baru di bursa transfer Januari sebagai pengganti Marc Klok yang penampilannya buruk untuk PSM di Liga 1 musim ini.