INDOSPORT.COM - Pelatih asal Bosnia Herzegovina, Darije Kalezic, menjalani musim yang sangat luar biasa bersama klub Liga 1, PSM Makassar sepanjang tahun 2019. Pasang surut performa mewarnai perjalanan Pasukan Ramang pada tiga kompetisi berbeda di musim ini.
Hasilnya, PSM di bawah arahan Darije berhasil menjuarai Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19 dan menembus semifinal zona ASEAN Piala AFC 2019.
Namun, Pasukan Ramang justru melempem di Shopee Liga 1 2019 dengan berada diperingkat ke-10 hingga pekan ke-33.
Seolah tidak berjodoh dengan klub berlogo perahu pinisi, pelatih sepak bola berlisensi UEFA Pro ini memiliki sejumlah kisah pilu sepanjang musim. Puncaknya, Darije Kalezic dengan berat hati menyampaikan salam perpisahan dan tidak melanjutkan masa bakti di klub Liga 1, PSM Makassar.
Salam perpisahan itu disampaikan pelatih sepak bola berusia 50 tahun ini dihadapan awak media olahraga Makassar saat sesi jumpa pers di Media Center Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Sabtu (14/12/19). Sebelum melawan PSS Sleman pada pekan ke-33 Liga 1 2019.
Berikut INDOSPORT ulas kisah pilu Darije Kalezic selama melatih PSM Makassar di musim 2019:
1. Dibayangi Nama Besar Robert Alberts
Darije Kalezic diperkenalkan manajemen PSM sebagai pelatih baru Sabtu (02/02/19) lalu. Mantan pelatih Jong PSV Eindhoven ini menggantikan sosok Robert Rene Alberts yang tiba-tiba mundur pada bulan Januari 2019 lalu dengan alasan kesehatan.
Sejak saat itu pula, Darije langsung berada di bawah bayang-bayang nama besar Robert. Maklum saja, suporter PSM Makassar belum bisa 'move on' dari pelatih asal Belanda itu sebab dinilai telah membentuk kerangka dan mengangkat performa tim selama tiga musim masa bakti walau nihil trofi prestisius.
Bahkan, proses transfer Darije hingga resmi menandatangani kontrak selama satu musim di PSM Makassar terbilang alot. Manajemen PSM sempat berpaling ke Robert Rene Alberts setelah kondisi kesehatannya membaik padahal telah mencapai kesepakatan dengan Darije Kalezic.
"Setelah Robert pamit karena sakit, saya mencari pelatih baru dan mengerucut ke Darije. Saya dan Darije sudah deal, lalu Robert menghubungi kalau kondisinya sudah membaik. Akhirnya saya hubungi Darije lagi untuk membatalkan kesepakatan dan ia menerimanya. Tapi Robert ragu sehingga lebih memilih untuk beristirahat dan kami kembali menghubungi Darije," papar CEO Munafri Arifuddin saat memperkenalkan Darije.
2. Tidak Terlibat dalam Proses Transfer Pemain
Selama melatih PSM Makassar, Darije rupanya tidak sekalipun terlibat dalam proses transfer pemain, baik itu pada jendela transfer awal ataupun paruh musim. Hal tersebut berbanding 180 derajat dengan Robert, dimana eks pelatih Arema FC tersebut diberi keleluasaan mendatangkan pemain.
Sebagaimana diketahui, sejak resmi menjadi pelatih PSM, kerangka tim telah terbentuk dan manajemen telah mengontrak 30 pemain yang merupakan pilihan Robert. Sehingga, Darije Kalezic hanya bisa mewarisi dan menyesuaikan diri dengan karakter seluruh pemain tersebut.
Bahkan, dari empat pemain yang didatangkan PSM Makassar pada jendela transfer paruh musim, tidak satupun berdasarkan rekomendasi Darije. Keempat pemain itu ialah Amido Balde, Raphael Maitimo, Ezra Walian, dan Firza Andika.
"Menjadi proses sangat panjang untuk membuat PSM semakin kuat dengan ciri khas permainan sendiri. Terutama dengan fakta, sejak datang ke sini, saya tidak pernah terlibat dalam proses perekrutan pemain," beber Darije.
Apa yang didapatkan Darije jelas sangat jauh berbeda dengan Robert. Pelatih yang di musim ini menangani Persib Bandung justru diberi keleluasaan merekrut pemain. Bahkan, semua pemain yang didatangkan PSM Makassar dari klub lain merupakan rekomendasi dari Robert.
Begitupun pemain asing, Robert telah diberi keleluasaan sejak musim 2016 silam. Namun, eks pelatih Arema FC itu selalu gagal mendatangkan penyerang asing berkualitas.
Hingga akhir kebersamaannya dengan PSM Makassar, Robert telah merekrut tujuh penyerang asing namun semuanya gagal bersinar selama berjibaku di Liga 1.