INDOSPORT.COM - Banyak pelatih berstatus sebagai pengganti yang sukses menyelamatkan timnya dari keterpurukan di Liga 1 2019.
Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia, Liga 1 2019 telah resmi berakhir usai memainkan laga pamungkasnya di pekan ke-34 pada hari ini, Rabu (22/12/19).
Dari 18 tim yang sudah bersaing merebut gelar juara, satu nama keluar jadi yang terbaik yakni Bali United. Kepastian itu didapat setelah raihan 63 poin mereka di pekan ke-30, tak mungkin lagi bisa dikejar para pesaing terdekatnya.
Bagi para pecinta sepak bola Tanah Air, Liga 1 2019 berjalan sama seperti musim-musim sebelumnya, dimana kompetisi masih diwarnai oleh pemecatan pelatih karena performa buruk tim yang dilatihnya.
Bahkan baru pekan ketujuh, sudah ada lima pelatih yang menjadi korbannya. Yakni Ivan Kolev yang didepak dari Persija setelah pekan ketiga, Jacksen F Tiago keluar dari Barito Putera setelah pekan kelima.
Aji Santoso pergi dari Persela setelah pekan keenam, Luciano Leandro dipecat dari Persipura setelah pekan keenam, dan Syafrianto Rusli mundur dari Semen Padang setelah pekan ketujuh.
Namun menariknya, beberapa nama pelatih pecatan termasuk daftar di atas atau pelatih yang baru didatangkan, justru mampu mendulang sukses bersama tim barunya di Liga 1 2019, berstatus sebagai pelatih pengganti. Siapa saja mereka?
1. Edson Tavares (Persija)
Persija Jakarta merupakan salah satu klub Liga 1 2019 yang paling banyak melakukan pergantian pelatih. Total dalam satu musim ini, Macan Kemayoran telah dinahkodai 4 pelatih berbeda, yakni Ivan Kolev, Julio Banuelos, Sudriman (cartaker) dan Edson Tavares.
Ivan Kolev mundur setelah rentetan hasil buruk yang didapatkan Persija di awal Liga 1 2019 dan Piala AFC 2019. Dirinya kemudian digantikan oleh asisten Luis Milla, Julio Banuelos pada 8 Juni 2019.
Namun naas, karier Julio tak bertahan lama. Ia hanya tiga bulan melatih Bambang Pamungkas cs, karena tak bisa mengangkat performa tim yang terpuruk di papan bawah.
Pria asal Spanyol itu juga hanya bisa mempersembahkan tiga kemenangan di Liga 1 2019 selama menukangi Persija. Sosok Julio Banuelos kemudian digantikan oleh pelatih Sudirman yang ditunjuk sebagai caretaker.
Hanya dua pekan melatih dengan hasil satu kali menang dan satu kali imbang, dan belum juga menghindari Persija dari ancaman zona degradasi, membuat manajemen Persija bergerak cepat untuk mencari figure pelatih kepala baru.
Pilihan jatuh ke pelatih asal Brasil yang pernah menukangi klub asal Jepang, Yokohama FC sejak 2017 sampai 2019 yaitu Edson Tavares.
Tavares dibebankan oleh manajemen untuk bisa menyelamatkan tim kebanggaan Jakmania itu, lolos dari zona merah dan mengangkat tim ke papan tengah.
Perlahan tapi pasti, Tavares memberikan dampak positif terhadap performa tim. Kemenangan demi kemenangan diraih Persija hingga mereka mulai merangkak naik di tabel klasemen Liga 1.
Dalam 15 pertandingan memimpin, Persija dibawah asuhan Tavares meraih 7 kemenangan, 3 imbang dan 5 kali kalah. Misinya menyelamatkan Macan Kemayoran pun berhasil, karena mereka finis di posisi 10 besar.
2. Jaksen F Tiago (Persipura)
Jacksen F Tiago memutuskan pergi dari Barito Putera pada pekan kelima, karena rentetan hasil buruk yang didapatnya dan menyebabkan Laskar Antasari terpuruk di dasar klasemen saat itu.
Posisi Jacksen diisi oleh Djajang Nurdjaman, sementara dirinya tak lama kemudian berlabuh ke tim lamanya yaitu Persipura Jayapura.
Sosok pelatih asal Brasil itu dikontrak untuk menggantikan Luciano Leandro, yang gagal membawa Mutiara Hitam bersaing di Liga 1 2019. Dirinya dipecat Persipura setelah pekan keenam.
Bersama Jacksen, Persipura bangkit. Dalam 17 pertandingan pertamanya, Boas Solossa cs hanya kalah 2 kali, dan meraih 12 kemenangan serta 3 kali imbang.
Mengumpulkan 39 poin, membuat Persipura langsung melejit di klasemen hingga masuk ke jajaran tiga besar dan menjadi penantang serius Bali United dalam meraih gelar juara Liga 1 2019.
Sayang, menjelang akhir kompetisi performa Persipura sempat angin-anginan sehingga mereka gagal menyalip laju Bali United, mengakhiri kompetisi di posis ke-4 dengan koleksi 53 poin.
3. Aji Santoso (Persebaya)
Persebaya mempertahankan pelatih Djajang Nurdjaman yang berhasil membawa tim kebanggaan masyarakat Surabaya itu promosi ke Liga 1 untuk musim 2019.
Namun seiring berjalannya waktu, jalan terjal mewarnai perjalanan Djanur bersama Persebaya musim ini. Bajul Ijo sempat terpuruk di papan bawah, karena hanya mengantongi 4 kemenangan dalam 13 pertandingan awal.
Hal tersebut membuat manajemen kehilangan kesabaran, dan terpaksa memecat Djanur pada Agustus 2019. Bejo Sugiantoro ditunjuk sebagai caretaker.
Persebaya sempat hendak merekrut mantan pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, untuk mengisi kekosongan pelatih. Tetapi pelatih asal Austria itu batal melatih Hansamu Yama dkk, karena alasan kesehatan.
Bajul Ijo baru mendapatkan pelatih anyar pada 25 September 2019, mengontrak Wolfgang Pikal. Mantan asisten Alfred Riedl di Timnas Indonesia ini, harapkan mampu mendongkrak penampilan Persebaya di Liga 1 2019.
Namun, hanya dalam jangka waktu satu bulan, Pikal langsung mengundurkan diri dari kursi pelatih Persebaya, setelah mendampingin tim sebanyak empat pertandingan. Hasilnya kurang memuaskan, 1 kali imbang dan 3 kali kalah.
Persebaya semakin terpuruk, sebelum akhirnya manajemen langusng mencari pelatih baru lagi yakni Aji Santoso. Di bawah asuhannya, Persebaya banyak meraih hasil memuaskan.
Mantan juru taktik Persela itu tak pernah merasakan kekalahan, selama 9 laga melatih Persebaya hingga akhir musim. Tuah Aji Santoso sukses mengantarkan Persebaya menembus posisi tiga besar, dan mengakhiri kompetisi di posisi ke-2 dengan 54 poin.
4. Paul Munster (Bhayangkara FC)
Manajemen Bhayangkara FC mengumumkan keputusan mengakhiri kerja sama dengan pelatih Angel Alfredo Vera di Liga 1 2019 pada 14 Agustus 2019.
Pelatih asal Argentina itu harus menanggalkan jabatannya, karena dinilai gagal membawa The Guardian meraih kesuksesan musim ini. Ia tidak bisa memenuhi target masuk lima besar.
Posisi Vera kemudian digantikan Paul Munster. Penunjukan pelatih asal Irlandia Utara itu, atas rekomendasi Simon McMenemy, mantan pelatih Bhayangkara FC sebelum menukangi Timnas Indonesia.
Datang di awal putaran kedua, Munster perlahan mampu memperbaiki performa Bhayangkara FC untuk bangkit dan menyelamatkan tim dari hasil negatif.
Sebanyak 17 pertandingan ia pimpin dengan hasil dua kekalahan, lima hasil imbang, dan sisanya mendapatkan kemenangan.
Torehan positif itu membuat Indra Kahfi cs mengakhiri kompetisi di posisi 3 besar dengan 53 poin dari 34 laga. Mantan pelatih Timnas Vanuatu itu pun membeberkan resep jitunya bisa membawa bangkit Bhayangkara FC.
"Saya membuat sistem atau cara bermain dan memperbaikinya. Pemain pelan-pelan bisa mengikuti skema yang saya inginkan," kata Paul Munster di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Sabtu (21/12/19) usai melawan PSIS Semarang.