INDOSPORT.COM – Persija Jakarta saat ini masih tanpa pelatih di tengah bursa transfer Liga 1 2020 dengan sejumlah nama asing dikaitkan, apakah klub kesayangan Jakmania itu anti lokal?
Persija Jakarta memang tak memperpanjang kontrak Edson Tavares, pelatih yang datang di pertengahan Liga 1 2019 lalu dan menyelamatkan mereka dari jeratan degradasi.
Kabar tidak dilanjutkan kontrak Edson Tavares oleh Persija Jakarta begitu menggemparkan khalayak sepak bola Indonesia. Bagaimana tidak, total 24 poin sumbangan Edson Tavares ternyata jauh lebih baik dari Ivan Kolev dan Julio Banuelos.
Persija yang terus bergeliat mencari para pemain terbaik di bursa transfer pun sejauh ini masih tanpa pelatih. Tapi mereka sudah meresmikan 2 pemain anyar, yakni Alfaath Fathier, Otavio Dutra dan Rafli Mursalim pekan lalu.
Sudah kedatangan pemain anyar dan terus mencari yang terbaik di bursa transfer jelang Liga 1 2020, Persija pun mulai dikaitkan dengan sejumlah nama pelatih asing. Kabar terakhir Persija dikaitkan dengan pelatih asal Brasil, Nelson Baptista.
Sebelum Nelson Baptista, Persija juga dikaitkan dengan sejumlah pelatih asing, mulai dari Simon McMenemy sampai mantan pelatih Timnas Brasil, yakni Carlos Dunga.
Rumor Kandidat Pelatih Anyar Persija di Liga 1 2020
Rumor kandidat pelatih anyar Persija untuk mengarungi Liga 1 2020 memang terus terdengar apalagi usai Edson Tavares resmi tak diperpanjang. Nama pertama yang muncul adalah Simon McMenemy, pelatih asal Skotlandia yang pernah membesut Timnas Indonesia senior.
Simon McMenemy memang kini menganggur setelah dipecat dari jabatan sebelumnya melatih Timnas Indonesia. Meski disebut gagal, tak bisa dilupakan pernah membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 2017.
Selain Simon, pelatih asing lainnya yang juga dikabarkan ke Persija adalah Carlos Dunga. Sejak gagal membawa Brasil bersinar di Copa America Centenario 2016 lalu, Dunga memang belum terdengar lagi sedang melatih klub atau tim nasional.
Selain Dunga, ada juga legenda Brasil juga yang kini menekuni karier sebagai pelatih. Yaitu Arthur Antunes Coimbra atau akrab disapa Zico. Pelatih berusia 63 tahun itu cukup bersinar sebagai pelatih, dengan total 7 trofi kala melatih klub dan tim nasional.
Nama terakhir juga dari Brasil, yaitu pelatih yang membawa Kashiwa Reysol menjadi juara kompetisi kasta kedua LIga Jepang J2 2019, Nelson Baptista.
Bersama Kashiwa Reysol, Baptista memang cukup bersinar. Dia bahkan pernah membawa Kashiwa Reysol menjadi juara Liga 1 Jepang di tahun 2011 silam. Menjuarai J League Cup tahun 2013 dan menyabet penghargaan individual sebagai Manajer Terbaik J.League tahun 2011.
Persija Kapok Pelatih Lokal?
Sederet nama pelatih asing yang sudah dipaparkan di atas, nampaknya sedikit menjelaskan bahwa Persija memang anti lokal, atau lebih tepatnya kapok diasuh oleh pelatih asli Indonesia.
Bagaimana tidak, musim 2015/2016 menjadi kali terakhir di mana Persija dilatih oleh pelatih lokal, yakni Bambang Nurdiansyah. Itu pun tak berlangsung cukup lama, Bambang Nurdiansyah harus legowo menerima pemecatan usai gelaran Piala Jenderal Sudirman pada Januari 2016.
Setelah Bambang Nurdiansyah, untuk mengarungi musim 2016 Persija mulai menunjuk pelatih asing untuk pertama kalinya sejak sebelumnya terakhir kali di musim 2007/2008 oleh Sergei Dubrovin. Di musim 2016, pelatih asing asal Brasil, yaitu Paulo Camargo jadi pilihan Persija.
Sempat mengesankan dengan permainan tim asuhannya, Paulo Camargo harus mengajukan pengunduran diri karena Persija dirasa butuh penyegaran. Setelah Camargo mundur, Jan Saragih sempat menjadi caretaker sebelum pelatih keturunan Arab, Zein Al Hadad diresmikan pada Agustus 2016.
Tapi mengakhiri ISC A 2016 di posisi ke-14, Persija kembali mengganti pelatih. Lagi-lagi pelatih yang ditunjuk berasal dari negeri orang, yaitu Stefano Cugurra Teco. Tak seperti para pelatih Brasil sebelumnya, Teco cukup awet di Persija yakni selama 2 musim beruntun.
Teco terbilang pelatih Brasil yang paling sukses di Persija Jakarta. Musim pertamanya dia berhasil membawa Macan Kemayoran finish di posisi ke-4 dan berhak lolos ke babak grup Piala AFC.
Musim keduanya lebih baik lagi, Teco mempersembahkan dua trofi sekaligus yaitu Piala Presiden dan juga juara Liga 1 2018 untuk Persija Jakarta. Namun di akhir 2018, Teco hijrah ke Bali United.
Setelah kepergian Teco, masalah soal pelatih kepala di Persija tak juga menemui jalan keluar. Awal 2019, mereka menunjuk Ivan Kolev namun dipecat di pertengahan Liga 1 2019.
Persija selanjutnya menunjuk Julio Banuelos Saez yang sebelumnya membesut Timnas Indonesia U-23, menjadi salah satu asisten Luis Milla di tahun 2018. Status mantan asisten Luis Milla membuat Banuelos hanya bertahan 18 laga, dipecat sebelum Liga 1 2019 berakhir.
Di sisa Liga 1 2019, Edson Tavares menjadi pelatih asing selanjutnya yang membesut Persija Jakarta. Ditugaskan menyelamatkan klub dari jeratan degradasi, Tavares harus mengalami kejadian pahit usai liga berakhir.
Dia tak dilanjut kontrak oleh Persija dan Tavares juga mengungkapkan kekecewaannya di mana dia merasa telah menepati target yang ditetapkan manajemen sejak pertama kali ditunjuk.
Kini Persija belum memiliki pelatih, tapi nama-nama yang menjadi kandidat tak ada satu pun asli Indonesia. Nampaknya penampilan tim semasa asuhan Bambang Nurdiansyah di akhir 2015 benar-benar membuat mereka kapok dengan pelatih lokal.
Oleh karena itu, kita tunggu saja dari sekian banyak nama pelatih asing yang didengungkan di sepanjang bursa transfer Liga 1 2020, siapa yang bakal fix melatih Persija Jakarta.