INDOSPORT. COM - Sergio Farias terlihat memiliki sejumlah rapor merah yang bisa membuat klub Liga 1 2020, Persija Jakarta, merugi jika jadi mendatangkannya.
Nama Sergio Farias belakangan memang santer dikaitkan dengan Persija Jakarta. Sergio Farias kabarnya menjadi kandidat terkuat pelatih anyar Persija Jakarta untuk pentas Liga 1 musim depan.
Kebetulan juga, Sergio Farias saat ini memang sedang tak memiliki klub. Ia terakhir kali menjadi pelatih klub Liga Mesir, Gaish, dan baru didepak pada 13 November 2019 lalu.
Sinyal bahwa Sergio Farias akan merapat, makin menguat bila melihat aktivitas pemain anyar Persija Jakarta, Evan Dimas, di media sosial. Evan Dimas terlihat sudah mengikuti akun Instagram pribadi milik Sergio Farias.
Andai memang benar Sergio Farias yang akan datang, Persija Jakarta sepertinya wajib berhati-hati. Rekam jejak karier kepelatihan Sergio Farias tak lepas dari rapor merah, yang mungkin saja membuat Persija Jakarta merugi mendatangkannya.
Lalu, apa sajakah rapor merah dari Sergio Farias tersebut? INDOSPORT coba mengulasnya ke dalam rangkuman singkat berikut.
Performa di Liga Thailand
Sergio Farias memang memiliki pengalaman menangani sebuah klub sepak bola kawasan Asia Tenggara. Dalam dua periode berbeda, 2014-2015, dan 2016-2017, Sergio Farias tercatat melatih klub kasta tertinggi Liga Thailand, Suphanburi FC.
Kalau dilihat dari rekam jejak ini, bisa dikatakan kalau Sergio Farias merupakan sosok melatih dengan kualitas menjanjikan untuk Persija Jakarta. Pengalamannya di Liga Thailand dulu, membuatnya tak perlu beradaptasi lebih banyak lagi soal kultur sepak bola yang ada di Indonesia.
Namun jika ditelaah lebih jauh, Sergio Farias tetap memiliki catatan minor saat menukangi Suphanburi FC. Transfermarkt mencatat, karier Sergio Farias bersama Suphanburi FC tak pernah awet.
Pada Liga Thailand 2015, Sergio Farias hanya melakoni 19 pertandingan saja. Setelahnya, nama Sergio Farias dipecat usai menelan tiga kekalahan beruntun di laga pekan ke-17, 18, dan 19.
Tahun berikutnya, Sergio Farias masuk di pertengahan musim, tepatnya usai Suphanburi menelan kekalahan 1-2 dari Pattaya United pada laga pekan ke-20. Sergio Farias pun diberi tugas untuk membangkitkan performa Suphanburi yang sudah menelan tujuh kekalahan dari 20 laga Liga Thailand 2016.
Sayangnya, dalam 11 laga sisa bersama Sergio Farias, peforma Suphanburi malah tak terlihat mengalami peningkatan. Sergio Farias malah membuat Suphanburi menelan enam kekalahan, satu imbang, dan hanya empat kali menang.
Beruntungnya, Sergio Farias masih dipertahankan manajemen Suphanburi untuk Liga Thailand 2017. Namun, Sergio Farias hanya bertahan selama delapan pekan saja, dengan catatan empat kekalahan, dua kali imbang, dan cuma dua kemenangan.
Pasca didepak, Sergio Farias tak pernah kembali lagi bersama Suphanburi. Bila ditotal, Sergio Farias selama menukangi Suphanburi telah melakoni 38 pertandingan, sekaligus disertai catatan 14 kemenangan, 10 imbang, 14 kekalahan.
Begitulah kurang lebih rapor merah Sergio Farias di Liga Thailand. Ia gagal membawa timnya untuk meraih kemenangan lebih banyak ketimbang catatan kekalahannya.
Prestasi
Berbicara soal prestasi, Sergio Farias tergolong pelatih yang memiliki rekam jejak cukup mentereng. Setidaknya sembilan prestasi bergengsi pernah masuk ke dalam catatan kepelatihannya.
Pada tahun 2000, Sergio Farias mampu membawa Brasil U-17 menjuarai Campeonato Sul Americano. Tiga tahun berselang, Farias yang melatih Uniao Barbarense sukses mendulang gelar juara Serie C Brasil, sekaligus membuatnya masuk ke dalam daftar empat besar pelatih terbaik Brasil.
Menawannya prestasi Farias berlanjut saat dirinya mentas di Liga Korea bersama Pohang Steelers. Sedari tahun 2007 hingga 2009, kiprah Farias di Pohang tak pernah sepi prestasi.
Tahun 2007, Farias meraih gelar juara Liga Korea dan menyabet penghargaan pelatih terbaik Liga Korea. Setahun berikutnya, Pohang dibawa Farias menjuarai Piala FA Korea.
Puncak kegemilangan karier Farias tercipta pada tahun 2009. Farias berhasil membawa Pohang berjaya dengan gelar Liga Korea, Liga Champions Asia, dan juara tiga Piala Dunia Antar Klub.
Bila berkaca dari segala prestasinya tadi, Farias memang terlihat memiliki kualitas yang menjanjikan. Namun perlu dilihat lebih seksama lagi, kalau prestasi terakhir Farias tercipta pada tahun 2009, atau lebih dari sedekade yang lalu.
Artinya, Farias sudah kurang lebih 11 tahun lamanya melatih tanpa meraih satu pun gelar. Hal ini jelas bisa membawa dampak buruk seandainya nanti jadi membesut Persija Jakarta untuk kompetisi Liga 1 2020.
Perbandingan dengan Edson Tavares
Andai Sergio Farias jadi merapat, dirinya akan menjadi pengganti pelatih Persija Jakarta sebelumnya, Edson Tavares. Jika mau menakar seberapa hebatnya kualitas Farias, mungkin kita bisa membandingkannya dengan raihan Tavares.
Berdasarkan data dari Transfermarkt, Farias telah melakoni 134 pertandingan, dengan catatan 54 kemenangan, 26 imbang, dan 54 kekalahan. Jika dirata-rata, poin yang bisa diraih Farias per pertandingannya hanya 1,40.
Sementara Tavares, tercatat sudah melalui 95 laga, dengan catatan 40 kemenangan, 24 imbang, dan 31 kekalahan. Bila dirata-rata, raihan poin per pertandingan milik Tavares tampak lebih baik ketimbang Farias, yakni 1,52.
Begitulah rapor merah Sergio Farias yang ternyata memiliki kiprah sedikit lebih buruk ketimbang pelatih terakhir Persija Jakarta, Edson Tavares. Pertanyaannya sekarang, apakah Persija Jakarta akan merugi jika jadi mendatangkan Sergio Farias?