INDOSPORT.COM - Barcelona telah memecat Ernesto Valverde dan menunjuk Quique Setien sebagai pelatih baru, berikut INDOSPORT jabarkan 5 bukti bahwa mereka sudah melakukan tindakan bodoh.
Ya, klub LaLiga Spanyol, Barcelona baru saja meresmikan pemecatan Valverde yang juga ditunggu-tunggu oleh sebagian besar fans mereka di dunia pada Selasa (14/01/20) WIB pagi tadi.
Tak lama meresmikan pemecatan Valverde, Barcelona langsung mengumumkan siapa penggantinya. Quique Setien, pelatih berusia 61 tahun yang pengalamannya hanya melatih di klub-klub antah-berantah.
Memang, meski hanya melatih klub-klub gurem, Quique Setien juga punya beberapa prestasi yang patut diancungi jempol. Seperti membawa Real Betis pentas ke Liga Europa 2018/19 lalu.
Tentu prestasi semacam ini membuat para fans Barcelona sumringah karena wajah baru seperti Quique Setien dan juga sudah sejak lama menginginkan Valverde dipecat oleh manajemen.
Namun pemecatan Valverde ternyata sangat disayangkan oleh legenda hidup Barcelona, yakni Andres Iniesta. Dia mengatakan manajemen klub harus lebih hormat kepada pelatih yang sedang menjabat.
"Sikap Barcelona ini memalukan dan bodoh. Anda harus menghargai pelatih yang masih menjabat. Valverde benar-benar dilemahkan saat ini," kata Iniesta dikutip dari Onda Cero.
Tapi pemecatan itu sudah terwujud, dan seharusnya fans Blaugrana tak perlu terlalu senang. Karena INDOSPORT menemukan 5 bukti kenapa memecat Valverde adalah tindakan bodoh bagi Barcelona. Simak selengkapnya.
- Valverde Manajer Terbaik Barcelona?
Bukti pertama adalah statistik yang baru saja dikeluarkan oleh Opta Jose baru-baru ini, di mana menjelaskan bahwa Ernesto Valverde bisa disebut sebagai pelatih terbaik sepanjang sejarah Barcelona.
Sejak menggantikan Luis Enrique pada Mei 2017 lalu, mantan pelatih Athletic Bilbao itu telah memenangkan 4 gelar bergengsi. Tapi yang jadi sorotan Opta Jose adalah 66 kemenangan dari total keseluruhan 95 pertandingan LaLiga Spanyol yang dimainkan.
Dengan jumlah 66 kali menang (69,5%) di LaLiga Spanyol, Valverde menjadi manajer di urutan kelima yang punya presentase kemenangan terbanyak di sepanjang sejarah. Benar-benar dilihat sebelah mata oleh fans Barcelona.
- Dua Trofi LaLiga Spanyol Beruntun
Bukti selanjutnya tentu saja ini harusnya diingat oleh para pendukung Barcelona, yaitu dua trofi LaLiga Spanyol dalam dua musim beruntun. Dua gelar liga domestik kasta tertinggi, seperti tak dianggap.
Ya, valverde berhasil membawa Barca juara LaLiga Spanyol dalam dua musim beruntun. Bahkan saat juara LaLiga di musim 2017/18, Barcelona hanya sekali kalah sepanjang musim di bawah asuhan Valverde.
Bahkan klasemen akhir LaLiga Spanyol musim 2017/18 menjadi sangat tidak seru. Dengan Barcelona menyegel gelar juara dengan total 93 poin, dengan selisih sebanyak 14 poin dari Atletico Madrid di posisi kedua dan Real Madrid 17 poin di urutan ketiga klasemen akhir.
- Ballon d'Or Lionel Messi karena Valverde
Tentu banyak yang mempertanyakan gelar Ballon d'Or yang baru saja dimenangkan oleh Lionel Messi mengalahkan bek terbaik Liverpool, Virgil van Dijk di tahun 2019 lalu.
Tapi jangan salah, sejak Valverde mengasuh Barcelona, Messi benar-benar kembali ke masa terbaiknya. Messi sudah seperti wine yang makin tua makin nikmat, dengan mencatat 83 gol dalam 84 pertandingan LaLiga yang dimainkannya.
Lionel Messi harus benar-benar ucapkan terima kasih kepada Valverde, dan seharusnya mega bintang Timnas Argentina itu bisa berbicara pada manajemen. Siapa tahu, manajemen tak memecat Valverde, tapi kini semua sudah terjadi.
- Kebijakan Bursa Transfer Bukan di Tangan Valverde
Valverde mungkin pelatih kepala dan tentu akan memberikan rekomendasi para pemain yang bisa didatangkan untuk memperkuat timnya. Tapi dalam sepak bola modern saat ini, ada peran baru yang bertugas khusus untuk perekrutan pemain.
Yaitu Direktur Eksekutif dan Direktur Olahraga, jika di Barcelona itu dijabat oleh Oscar Grau dan Eric Abidal. Hampir seluruh aktivitas Barcelona di bursa transfer adalah urusan mereka, tak sepenuhnya atas rekomendasi Valverde sebagai pelatih kepala.
Kita sebut saja para pemain seperti Kevin-Prince Boateng dan Jeison Murillo yang didatangkan secara mengejutkan di bursa transfer musim dingin 2019 lalu. Keduanya hanya bermain 3 kali sepanjang paruh kedua LaLiga Spanyol 2018/19 lalu.
Kedua pemain itu adalah hasil dari kinerja Oscar Grau dan Eric Abidal sebagai Direktur Barcelona. Begitu juga dengan kedatangan Phlippe Coutinho serta Malcom, tak ada yang sukses sejauh ini di Barcelona.
- Para Bintang Barcelona Sudah Menua, Salah Valverde?
Bukti yang terakhir adalah para pemain bintang Barcelona memang sudah menua, sangat menggelikan jika masih mau menyalahkan Valverde. Kebijakan bursa transfer sangat berpengaruh, para direktur hanya mendatangkan para pemain yang berlabel sudah jadi.
Kita tak perlu sebutkan Messi yang memang sangat bersinar di bawah Valverde. Tapi ada segelintir pemain yang memang sudah tidak dalam penampilan terbaiknya di skuat Barcelona saat ini.
Sebut saja Gerard Pique yang sudah sering blunder akhir-akhir ini, Luis Suarez yang mungkin masih diperhitungkan tapi penampilannya tidak sebaik saat membantu Barcelona raih treble bersama Luis Enrique.
Jordi Alba dan Sergio Busquets yang jadi pemain andalan saat era Luis Enrique juga sudah menua. Alba sudah berusia 30 tahun, Busquets berusia 31 tahun, tentu fisik mereka tak seperti dulu lagi.
Jika Barcelona masih menutup mata atas semua bukti yang sudah INDOSPORT paparkan di atas, dan tetap menyalahkan Valverde yang tak kunjung memenangkan Liga Champions, mereka benar-benar sudah bertindak bodoh sebagai klub besar.