INDOSPORT.COM - Bagi para pencinta sepak bola tanah air di era 2010, tentu tidak akan lupa dengan kiprah Yanuar Tri Firmanda. Kiper yang juga hobi olahraga tinju ini, memiliki kisah getir dalam perjalanan panjangnya sebagai pesepakbola profesional.
Dua kali Yanuar nyaris mengangkat trofi juara di era kompetisi Indonesia super league (ISL). Sayang, karier cemerlangnya itu berakhir antiklimaks, akibat sendatan gaji yang menimpa klubnya.
"Deltras di musim 2010 tampil menggebrak di awal kompetisi sampai ada di puncak klasemen di beberapa pekan. Sayang karena gaji tersendat, performa kami menurun dan gagal bersaing di jalur juara," kata Yanuar saat berbincang dengan INDOSPORT di Malang, Selasa (14/01/20).
Pindah ke Persiba Balikpapan, Yanuar kembali beruntung berada di skuat materi bintang. Tim Beruang Madu di musim 2011/2012 sejumlah nama tenar seperti Aldo Barreto, Kenji Adachihara hingga Esteban Guillen.
"Kendalanya hampir sama, tapi tidak separah di klub sebelumnya. Di tahun-tahun itu, hampir semua klub memang kesulitan finansial," tambah dia.
Kegagalan itu lah yang kemudian menjadi penyesalan Yanuar. Tercatat hanya satu gelar juara yang pernah disabetnya sepanjang karir sebagai pesepakbola profesional selama dua dekade.
"Juara saat mengantar Persibo Bojonegoro dari Divisi Satu ke Divisi Utama 2007," lanjut jebolan SSB Kaki Mas Dampit, kelahiran Tirtoyudo Kabupaten Malang tersebut.
Lantas, bagaimana kabarnya pasca gantung sepatu tahun 2018 lalu? Seperti mayoritas pesepakbola lainnya, Yanuar juga tidak bisa lepas dari dunia si kulit bundar dalam aktivitas sehari-hari.
"Kalau menyalurkan hobi sepak bola, ya lewat Dokjreng FC (tim yang berisi para pesepakbola aktif asal Malang Raya yang konsisten sambang desa lewat laga amal)," tutur figur yang kini berusia 39 tahun tersebut.
"Memberikan program kebugaran. Karena pada olah raga, sangat penting menata program kebugaran fisik atlet dengan asupan nutrisi. Untuk kesibukan lainnya, saya mengajar kelas Thai Boxing," terang dia.