INDOSPORT. COM - Tingkat kepantasan Geoffrey Castillion untuk menjadi penyerang asing Persib Bandung di Liga 1 2020, rasanya patut dikupas lebih mendalam lagi.
Nama Geoffrey Castillion belakangan memang santer dikaitkan dengan Persib Bandung. Terutama setelah Persib Bandung membongkar ciri-ciri penyerang asing yang akan didatangkan pada masa bursa transfer jelang Liga 1 2020.
Berdasarkan keterangan pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, penyerang asing yang bakal direkrut berasal dari Belanda dan pernah memperkuat Ajax Amsterdam. Ciri-ciri itu pun sesuai dengan identitas Geoffrey Castillion yang memang berasal dari Belanda dan sempat membela Ajax sedari 2005 hingga 2014.
"Dia pernah bermain di Ajax dan dia juga pernah bermain di klub lain di Belanda. Lalu dia mulai pergi merantau, liga terakhir dia, dia bermain di Islandia, dia seorang striker dan akan tiba malam ini, mendarat malam ini di Jakarta," ucap Robert Alberts di Lapangan Inspire Arena, Jalan Sersan Bajuri, Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (28/01/2020).
Soal kabar penyerang asing anyar Persib Bandung, Robert Alberts mengaku telah berbicara dengan pihak sang pemain. Robert Alberts pun menilai sang penyerang asing yang akan datang memiliki kualitas cukup menjanjikan.
"Dia punya kualitas tapi tentunya kami harus memantau dia lebih dulu dan juga harus melihat situasi di sini. Tapi kami sudah cukup berbicara dan dia terlihat menjanjikan," jelasnya.
Andai benar nantinya penyerang asing yang bergabung adalah Geoffrey Castillion, mungkin Persib Bandung harus berpikir cermat lagi. Meski terlihat menjanjikan, Persib Bandung tetap perlu menimbang tingkat kepantasan Geoffrey Castillion untuk menjadi penyerang tim di Liga 1 2020.
Pengalaman Eropa
Menakar tingkat kepantasan, mungkin kita bisa melihatnya dari rekam jejak karier Geoffrey Castillion. Bila dilihat secara garis besar, reputasi Geoffrey Castillion tergolong menjanjikan untuk ukuran sepak bola Indonesia.
Geoffrey Castillion mendapatkan pengalaman menimba ilmu sepak bola dari akademi Ajax Amsterdam sedari tahun 2005 hingga 2014. Mengingat Ajax merupakan tim yang kerap menghasilkan pemain-pemain hebat, seperti Frenkie de Jong dan Wesley Sneijder, mungkin Geoffrey Castillion memiliki kualitas yang mumpuni pula.
Makin menjanjikan lagi, Geoffrey Castillion pernah berlaga di kompetisi bergengsi seperti Eredivisie Belanda, hingga Liga Europa. Pengalaman menghiasi kompetisi level tertinggi sepak bola Eropa itu, rasanya bakal sangat membantu Geoffrey Castillion untuk menjadi penyerang tangguh bagi Persib Bandung di Liga 1 2020.
Kiprah di Klub Terakhir
Persib Bandung mungkin juga harus mencermati kiprah Geoffrey Castillion di klub terakhirnya. Jika dicermati secara tepat, faktor ini rasanya cocok untuk memberikan gambaran terkini soal kualitas Geoffrey Castillion.
Transfermarkt menyebutkan bahwa Geoffrey Castillion terakhir kali bermain untuk klub Liga Islandia, Hafnarfjordur. Namun tak ada catatan jelas soal kiprah terakhir Castillion bersama Hafnarfjordur di musim 2019.
Castillion malah menghabiskan musim 2019 dengan menjalani masa peminjaman di klub Liga Islandia lainnya, Fylkir Reykjavik. Kalau bersama Fylkir Reykjavik, penampilan Castillion terlihat cukup tajam dengan catatan 10 gol dari 19 penampilan.
Bermodal catatan seperti itu, rasanya Castillion masih mumpuni untuk mencetak dua digit gol. Terutama saat nanti berkostum Persib Bandung, mungkin Castillion bisa melebihi torehan 10 golnya saat terakhir kali bermain di Liga Islandia.
Permasalahannya tinggal di fase adaptasi saja. Seperti yang kita ketahui bersama, Islandia merupakan negara beriklim dingin, dan tentu sangat berbeda dengan Indonesia.
Castillion pun harus sebisa mungkin beradaptasi dengan faktor cuaca yang ada di Indonesia jika ingin gemilang bersama Persib Bandung. Jika gagal beradaptasi, segala reputasi menjanjikan Castillion kemungkinan besar akan terasa hambar dan percuma.
Kecocokan dengan Robert Rene Alberts
Faktor yang paling menentukan untuk menakar kepantasan Geoffrey Castillion adalah terkait kecocokannya dengan pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts. Belum ada sejarah keduanya saling bekerja sama, sehingga pertimbangan rasanya bisa dilihat dari kebiasaan Robert Alberts saja.
Robert Alberts selama ini memang selalu terbentur masalah penyerang asing. Semasa masih membesut PSM Makassar dulu hingga kini menukangi Persib Bandung, Robert Alberts belum jua bisa menemukan bomber asing hebat.
Saat di PSM Makassar dulu, empat penyerang asing rekrutan Robert Alberts, Reinaldo, Pavel Purishkin, Bruce Djite, dan Sandro, kesemuanya gagal mencetak dua digit gol. Sementara saat di Persib Bandung, Kevin van Kippersluis yang diboyong pada pertengahan musim Liga 1 2019, cuma membukukan dua gol dari 15 penampilan.
Fakta tersebut jelas bisa menjadi kendala bagi Castillion untuk tampil moncer di bawah arahan Robert Alberts. Apalagi jika Castillion tak bisa menyesuaikan diri dengan iklim sepak bola Indonesia, bisa-bisa ia mendapatkan karier yang gagal total.
Namun Castillion masih ada harapan untuk bersinar. Maklum saja, Robert Alberts tergolong cukup sukses dengan pemain asal Belanda.
Walau Kevin van Kippersluis gagal, Robert Alberts punya rekam jejak manis saat dulu melatih duo Belanda, Marc Klok dan Wiljan Pluim. Keduanya selalu diandalkan Robert Alberts di lini tengah, sekaligus sukses membawa PSM Makassar bercokol menghiasi tiga besar papan atas secara beruntun pada Liga 1 2017 dan Liga 1 2018.