INDOSPORT.COM - Mengintip kompetisi sepak bola negeri tetangga, Liga Papua Nugini yang merupakan turnamen berusia seumur jagung namun berhasil melahirkan kontestan Piala Dunia Antarklub.
Papua Nugini sendiri merupakan sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua, berbatasan darat dengan Provinsi Papua (Indonesia) di sebelah barat.
Meski berjarak sangat dekat, namun Papua Nugini tidak ada hubungannya dengan Indonesia karena Papua Nugini tidak pernah menjadi bagian dari koloni Belanda di Timur. Berbeda dengan Timor Leste yang dulunya bagian dari Tanah Air.
Untuk hal olahraga, Papua Nugini yang masuk dalam benua Oseania ini tidak terlalu populer dengan sepak bola dan para warganya lebih menyukai rugby.
Meski begitu, sepak bola di Papua Nugini tetaplah ada dan eksis bahkan pernah menorehkan sejarah di kancah sepak bola dunia dengan tampil di Piala Dunia Antarklub.
Papua New Guinea National Soccer League, adalah kasta sepak bola teratas dari asosiasi sepak bola Papua Nugini. Ajang ini merupakan liga sepak bola semi-profesional yang dibentuk pada tahun 2006 silam.
Liga ini menggantikan turnamen Papua New Guinea National Club Championship, yang sebelumnya menjadi kompetisi sepak bola (bersifat amatir) terbesar di negara Papua Nugini.
Sepanjang sejarah, Liga Papua Nugini pernah bernasib mirip Liga Indonesia yakni terjadinya dualisme. Tepatnya saat para tim Papua Nugini memilih berpisah dari Papua New Guinea Football Association (PSSI Papua Nugini) yang sejatinya telah mendapat legalitas dari FIFA.
Beberapa tim Papua Nugini yang membelot itu kemudian membentuk asosiasi saingan bernama Football Federation Papua New Guinea pada tahun 2017 hingga 2018.
Hingga pada 27 Oktober 2018 silam, dua asosiasi sepak bola Papua Nugini yakni PNGFA (Papua New Guinea Football Association) dan FFPNG (Football Federation Papua New Guinea) bersatu kembali dengan John Kapi Natto sebagai presidennya.
Sistem kompetisi di Papua Nugini berbeda dengan Liga Indonesia, jika di Liga 1 menggunakan sistem liga yang semua pesertanya bermain penuh (laga tandang dan kandang) selama semusim, maka di Papua Nugini menggunakan sistem zonasi.
Terdapat empat zona yang di pertandingan dalam Liga Papua Nugini yakni Southern Conference (8 tim peserta), Northern Conference (8 tim), Highlands Conference (6 tim), dan Islands Conference (5 tim).
Dari keempat zona tersebut, hanya ada dua tim dari masing-masing zona yang berhak lolos ke babak selanjutnya yakni perempat final. Kemudian empat tim yang menang akan terus melangkah ke babak semifinal, hingga akhirnya penentuan juara Liga Papua Nugini di partai grand final.
Sepanjang 13 musim Papua New Guinea National Soccer League bergulir, hanya ada dua klub yang berhasil menjuarai kompetisi ini yakni Hekari United dengan delapan gelar serta Toti City yang mendapatkan lima trofi.
Sejak bergulir tiga belas tahun silam, terdapat satu juara Liga Papua Nugini yang menorehkan prestasi gemilang di Liga Champions Oseania (Liga Champions Zona Oseania) bahkan sukses mentas di ajang Piala Dunia Antarklub.
Hekari United, juara Liga Papua Nugini musim 2008 ini berhasil menjuarai ajang Liga Champions Oceania musim 2009/10 usai mengalahkan Waitakere United asal Selandia Baru dengan skor agregat 4-2 di partai final.
Meski tersingkir, namun penampilan Hekari United tetap layak mendapat apresiasi lantaran dengan usia klub yang masih seumur jagung (7 tahun pada saat itu), bahkan lahir dari kompetisi yang belum sepenuhnya profesional, mereka tetap sukses berprestasi di level benua Oseania dan mencatatkan caps di ajang setinggi Piala Dunia Antarklub.