INDOSPORT.COM – Dirumorkan bakal segera ke Serie A Italia pada musim depan, berikut 3 kerugian yang akan dirasakan jika Ralf Rangnick jadi melatih AC Milan.
Berdasarkan laporan dari Bild, AC Milan dan Ralf Rangnick tengah melakukan pembicaraan tentang kemungkinan ia bakal ke Italia. Ralf Rangnick sendiri saat ini merupakan kepala bagian hubungan internasional dari Red Bull, termasuk RB Leipzig dan Salzburg.
Rangnick merupakan sosok yang dikagumi oleh pelatih sekaliber Jurgen Klopp yang saat ini sukses besar di Liverpool.
"Gaya bermain saya sangat mirip dengan Klopp. Gaya kami proaktif, high pressing, counter-pressing. Ketika kami merebut bola, kami tidak ingin membuang waktu dengan melakukan operan ke samping atau back pass (operan ke belakang)." Ujar Rangnick, seperti yang dinukil dari Goal English.
Melihat rekam jejak yang begitu mentereng di Jerman, membuat AC Milan begitu kepincut untuk mendatangkannya pada musim depan. Akan tetapi AC Milan perlu berhati-hati karena setidaknya ada 3 kerugian yang bakal dirasakan jika Rangnick jadi melatih di San Siro.
Kultur Serie A Italia dan Bundesliga Jerman Berbeda
Jika kita melihat biodata Rangnick, seluruh kariernya dihabiskan di Jerman. Dengan kata lain, sejatinya sepak terjang Rangnick belum teruji di Negara lain termasuk Italia.
Apalagi perlu kita cermati bahwa kultur di Serie A Italia dengan Bundesliga Jerman sangatlah berbeda.
Baik dari segi taktikal di Jerman yang lebih modern hingga tempo dan gaya main yang lebih lambat di Italia pasti akan membuat Rangnick perlu waktu untuk beradaptasi lagi.
Memang dapat dikatakan gaya main pro aktif dari Rangnick bisa membawa revolusi dalam sepak bola Italia seperti yang dilakukan oleh Gian Piero Gasperini bersama Atalanta. Namun perlu diingat juga bahwa belum ada pelatih Jerman yang sukses di Italia.
Belum Ada Pelatih Jerman yang Sukses di Serie A Italia
Berdasarkan data dari Transfermarkt, hanya ada Rudi Voller saja yang mencoba peruntungan di Serie A Italia bersama AS Roma pada 2004, itupun ia hanya bertahan selama 4 laga saja. Selanjutnya ada pelatih Parma saat ini, Roberto D’Aversa.
Sosok yang sukses membawa Parma promosi ke Serie A Italia itu saat ini membawa perubahan berarti bagi Gervinho dan kawan-kawan. Saat ini, diketahui Parma sukses dibawa pelatih yang lahir di Stuttgart itu pada posisi ketujuh.
Namun, perlu diketahui bahwa D’Aversa itu memang lahir di Jerman tapi ia berkebangsaan Italia. Lagipula, Parma saat ini masih belum mencapai potensi terbaiknya sebagai salah satu dari anggota Il Sette Magnifico Serie A Italia periode 1990-an.
Rangnick Lebih Tokcer Jadi Direktur Olahraga
Apapun itu rangkap jabatan itu akan berdampak buruk karena bisa berpengaruh pada konsentrasi yang harus terpecah. Menurut rumor yang beredar, Rangnick ini akan dipekerjakan sebagai pelatih sekaligus direktur olahraga.
Jika boleh memilih, Rangnick tampaknya lebih cocok sebagai direktur olahraga dibandingkan menjadi seorang pelatih.
Rangnick memang pernah membawa Schalke 04 menjuarai DFB Pokal dan VfB Stuttgart memenangi Intertoto Cup. Namun praktis hanya itu saja prestasi yang diraih oleh Rangnick saat menjadi pelatih.
Bahkan di Leipzig pun, Rangnick hanya sanggup membawa Timo Werner dan kawan-kawan ke posisi ketiga. Leipzig mencapai posisi terbaiknya dengan berada di tempat kedua pada Bundesliga Jerman 2016/2017 dengan Rangnick di posisi direktur olahraga.
Saat itu, Rangnick bertanggung jawab membawa Ralph Hasenhuttl (pelatih Southampton saat ini) yang justru sukses membawa Leipzig di posisi tertingginya. Pada akhirnya, Ralf Rangnick tampaknya lebih cocok berkerja di balik layar sebagai direktur olahraga ketimbang pelatih.