INDOSPORT.COM - Kejayaan Gelora Dewata tak bisa dilepaskan dari sosok Ida Bagus Mahayasa. Memiliki kecepatan dan insting gol tinggi, Ida Bagus Mahayasa tak tergantikan di sektor depan tim berjuluk Naga Hitam Putih ini.
Ida Bagus Mahayasa merupakan pemain generasi pertama Gelora Dewata. Di usia 22 tahun, dia masuk bersama Kadek Suartama dan Wayan Kana. Ida Bagus Mahayasa turut berjasa membawa Gelora Dewata meraih kesuksesan pada musim 1993/1994. Gelar Piala Galatama dikunci, serta jadi runner up Liga Galatama.
Setelah kompetisi perserikatan dan galatama dilebur pada musim 1994/1995, posisi Ida Bagus Mahayasa masih tak tergantikan. Dia kerap diduetkan dengan penyerang Timnas Angola, Vata Matanu Garcia.
Duet ini pernah mempermalukan Kuala Lumpur FA saat ajang Piala Winners Asia musim 1994/1995. Dua gol kemenangan Gelora Dewata di Stadion Ngurah Rai Denpasar, pada 23 Oktober 1994, dicetak Ida Bagus Mahayasa bersama Vata Matanu Garcia.
Sayangnya, Gelora Dewata yang unggul agregat 3-2 batal melaju ke babak 8 besar. Gelora Dewata didiskualifikasi setelah bek asal Kamerun, Mbog Nyetam Jeremy dianggap sebagai pemain ilegal, karena masalah dokumen kepindahan internasional bermasalah.
Puluhan tahun berlalu, INDOSPORT punya kesempatan untuk bertemu dengan Ida Bagus Mahayasa. Momen ini terjadi saat reuni akbar Gelora Dewata di Stadion Ngurah Rai, Sabtu (8/2/20) lalu. Apa kabar Ida Bagus Mahayasa kini?
"Aktivitas masih ada di sekitar dunia sepak bola. Sekarang saya menjadi pelatih di sekolah sepak bola. Melatih anak-anak muda Bali yang berniat menjadi pesepakbola profesional," ucap Ida Bagus Mahayasa.
Baginya, Gelora Dewata selalu melekat di hati. Dia membela Gelora Dewata dari tahun 1989 hingga 1999. Setelah itu, Ida Bagus Mahayasa membela PSIM Yogyakarta tahun 2000 dan kembali ke Bali tahun 2001 dengan membela Persegi Gianyar.
"Kala itu kami belum memikirkan yang namanya finansial. Yang penting bisa membela klub Bali dan mempersembahkan prestasi. Saya masih ingat pelatih selalu menginstuksikan agar setiap ada peluang, saya bisa cetak gol," tuturnya.
Dari sekian banyak gol yang dicetaknya, satu gol ke gawang Kuala Lumpur FA masih diingatnya. Begitu pula ketika Gelora Dewata uji coba melawan klub-klub luar negeri yang datang ke Bali.
"Ada banyak klub luar yang datang ke sini. Salah satunya dulu ada klub dari Jerman. Senang rasanya kalau bisa cetak gol ke gawang mereka. Untuk lawan Kuala Lumpur, saya cetak satu dari kemenangan 2-0," jelasnya.
"Teman-teman ingin reuni ini tidak setahun sekali, tapi tiga atau lima tahun sekali. Kan rata-rata juga punya kesibukan sebagai melatih. Jadi tiga sampai lima tahun cukup lah," pungkasnya.