INDOSPORT.COM - PSS Sleman jadi satu-satunya klub promosi yang mampu bertahan di Liga 1 musim lalu. Kekuatan para pemain muda dan debutan di kasta tertinggi mampu jadi senjata ampuh tim Super Elang Jawa mengepakkan sayap hingga finish di posisi delapan besar.
Jangan lupa, tangan dingin pelatih muda bernama Seto Nurdiyantoro. Nahkoda berusia 45 tahun itu mampu memberikan sentuhan magis kepada The Young Guns untuk bisa tampil impresif di lapangan.
Namun, semua itu hanya cerita musim lalu. Kondisi saat ini sudah berubah, termasuk hadirnya Eduardo Perez sebagai pelatih baru.
Penunjukan mantan asisten Luis Milla di Timnas Indonesia itu sempat memunculkan komentar negatif. Apalagi para PSS Fans masih berharap Seto kembali mengisi posisi head coach.
Belum lagi, reputasi Eduardo sebagai pelatih kepala juga dipertanyakan. Dengan basic sebagai pelatih kiper dan belum pernah menjabat sebagai di kompetisi sepak bola Indonesia semakin menambah keraguan para pecinta tim Laskar Sembada.
Tak ada yang lain, satu-satunya jalan bagi Eduardo untuk membuktikan diri adalah dengan prestasi. Tuga berat pun memang berada di pundak pria asal Spanyol tersebut.
Jika mampu membawa PSS terus tebang tinggi, nama mantan pemain CF Baladona bakal ikut menjulang. Kepercayaan dari para suporter pun lambat-laun akan didapat, seperti layaknya Seto Nurdiyantoro.
"Ini tantangan dalam karier saya. Tentu saya berterima kasih atas kepercayaan manajemen dan klub atas kesempatan melatih PS Sleman. Saya siap dengan tekanan suporter," kata Eduardo.
Namun, sang pelatih anyar juga membawa antusiasme tinggi. Dia melihat PSS adalah klub besar dengan dukungan suporter juga sangat besar.
"Ini tahun ketiga bagi saya di indonesia dan ini tim pertama saya (jadi pelatih kepala). Kami harus cepat bekerja dan keberadaan staf kepelatinan sangat akan membantu saya," tegasnya.