INDOSPORT.COM - Sebagai pesepak bola keturunan India-Indonesia, nama Wijay sudah tak asing lagi bagi dunia si kulit bundar Tanah Air. Pria yang kini telah berusia 37 tahun telah malang melintang di berbagai klub Indonesia.
Pasalnya, meski asli kelahiran Medan, Sumatera Utara (Sumut) alias 'Anak Medan' dan mengawali karier profesional di PSMS Medan, namun Wijay lebih dikenal sebagai legenda dari rival PSMS yakni Sriwijaya FC.
Sebab, lebih kurang selama empat musim membela Sriwijaya (2005-2009), Wijay berhasil mengantarkan tim berjuluk Laskar Wong Kito itu meraih gelar juara Liga 1 musim 2007-2008.
Di bawah tangan dingin pelatih kondang Rahmad Darmawan bersama sejumlah pemain tenar lainnya seperti Ferry Rotinsulu, Charis Yulianto, Isnan Ali serta pemain asing Zah Rahan Krangar dan Keith Kayamba Gumbs, Wijay yang notabene-nya asli 'Anak Medan' ini sukses mengalahkan PSMS di partai puncak.
Tidak sampai di situ, masih bersama Coach RD, Wijay dengan Sriwijaya sukses meraih gelar dua kali beruntun juara Piala atau Copa Indonesia edisi 2007-2008 dan 2008-2009. Sehingga Wijay sampai saat ini masih dikenal sebagai legenda Laskar Wong Kito.
Setelah membela Sriwijaya, pemegang 2 caps bersama Timnas Indonesia senior ini hijrah ke sejumlah klub tanah air seperti Persebaya, Mitra Kukar, Persepar Palangkaraya (sekarang Kalteng Putra), Persita Tangerang, Persika Karawang dan Persikad Depok.
Setelah malang melintang ke sejumlah klub tanah air, pria kelahiran 29 Desember 1982 ini sempat kembali berseragam Ayam Kinantan, julukan PSMS, di tahun 2015 dan vakum beberapa tahun karena menimba ilmu kepelatihan dan terakhir kembali lagi membela klub Liga 3 Sumatera Selatan, Muba United 2019 lalu.
Cukup lama tak terdengar pasca membela Muba United, Wijay kembali ke kampung halamannya di Medan. Rumahnya yang tak jauh dari komplek PSMS Stadion Kebun Bunga, Medan ini sesekali melihat PSMS latihan.
"Saya sudah kembali ke Medan sebelum tahun baru lalu. Saat ini saya jaga kondisi saja sembari bantu-bantu SSB di sini (SSB Generasi Tunas Harapan)," katanya kepada INDOSPORT, saat dijumpai di Stadion Kebun Bunga, Medan, kemarin.
Ketika disinggung apakah gantung sepatu menilik usia yang sudah tak muda lagi, Wijay mengaku memasrahkan saja dengan keadaan yang ada, sembari fokus terus memperdalam ilmu kepelatihannya.
"Dikatakan pensiun belum juga. Lihat keadaan aja. Kalau masih ada klub-klub yang berminat saya selalu siap. Jika tidak ada, ya saya terus asah ilmu kepelatihan saya," ungkapnya.
"Saya tak bisa banyak-banyak berkomentar tentang PSMS. Tapi sebagai asli 'Anak Medan' pastinya kita ingin PSMS kembali main di Liga 1. Dengan skuat yang ada saat ini saya berharap dan berdoa terus PSMS bisa naik ke Liga 1 musim depan," tutupnya.