INDOSPORT.COM - Ante Rebic menjelma menjadi senjata rahasia AC Milan berkat gol-gol dan penampilan impresifnya di semua kompetisi yang diikuti I Rossoneri.
Satu gol ke gawang Torino semalam menambah koleksi gol Ante Rebic menjadi lima gol dari lima laga Serie A terakhir musim ini. Jumlah ini belum termasuk satu gol dan satu assist di dua laga Coppa Italia awal tahun ini.
Ini merupakan sinyal positif bagi lini depan AC Milan yang tengah menemui kebuntuan selepas penampilan buruk Piatek dan kepergian Andre Silva. Rebic sukses menjadi momok konstan di pertahanan lawan.
Kemampuan dribling serta kelihaiannya mengobrak-abrik pertahanan lawan diyakini bakal jadi senjata penting AC Milan di sisa musim ini.
Kondisi ini mungkin sama sekali tak terbayangkan di benak banyak milanisti. Didatangkan musim panas lalu sebagai pemain pinjaman, Rebic nyatanya sempat kesulitan di awal musim di bawah asuhan Marco Giampaolo.
Dari lima pekan awal, Rebic sempat turun di tiga laga. Namun, semuanya sebagai pemain pengganti. Dari tiga laga itu Rebic hanya mencatatkan 64 menit waktu bermain dan tak memberikan kontribusi.
Kedatangan Stefano Pioli pada pekan ke-8 menjadi pengubah nasib Ante Rebic di AC Milan. Walau tak langsung jadi pilihan utama, Rebic perlahan mulai menunjukkan kualitasnya.
Perubahan formasi AC Milan menjadi 4-4-2 membawa berkah tersendiri bagi Rebic. Siapa sangka, bagi pemain yang kerap turun di formasi 4-3-3 ini ternyata mampu tampil subur sebagai gelandang kiri dalam formasi 4-4-2 ala Pioli.
Penampilan impresif Rebic dimulai saat melakoni laga kandang kontra Udinese pada pekan ke-20. Diturunkan dari awal babak kedua, ia berhasil mencetak dua gol kemenangan untuk AC Milan.
Tak cuma itu, Rebic juga sukses memberikan ancaman konstan di pertahanan Udinese. Pioli pun kembali memberikannya kepercayaan di lima laga Serie A Italia setelahnya.
Ante Rebic ternyata tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Tampil dalam formasi 4-4-2 dan 4-4-1-1 sebagai gelandang kiri, Rebic jadi kekuatan eksplosif di lini sayap Milan bersama dengan Theo Hernandez.
Hasilnya, ia mampu mencetak tiga gol dari empat laga AC Milan. Teranyar, Rebic mencetak gol ke gawang Torino di laga pekan ke-24 dini hari tadi.
Di Coppa Italia sinar Rebic pun tak redup. Ia mampu menyumbang satu gol dan satu assist untuk skuad Rossoneri.
Dengan ini, maka Ante Rebic telah berperan aktif dalam tujuh dari 13 gol terakhir AC Milan di semua kompetisi. Ini adalah yang terbaik di antara pemain lain di skuad AC Milan.
Senjata Rahasia Kroasia
Reputasi Rebic di Eropa mungkin tak begitu mentereng. Namun yang pasti, Rebic bukanlah pemain sembarangan.
Ia adalah pemain yang mengoleksi 34 caps di Timnas Kroasia. Ia juga jadi pilar penting yang mengantarkan negaranya ke final Piala Dunia 2018 lalu.
Di klub Eintracht Frankfurt yang dibelanya selama tiga musim, Rebic hampir selalu menjadi pilihan utama .
Sebagai seorang penyerang, ia memiliki posisi utama sebagai striker tengah. Namun, ia juga lihai memainkan peran sebagai penyerang kiri atau pun second striker.
Inilah alasan mengapa statistik gol Rebic tak begitu menonjol. Rebic merupakan tipe penyerang yang dibutuhkan tim untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan atau pun menciptakan ruang bagi rekan-rekannya.
Jumlah presentasi gol terbesarnya pun lahir dari posisi sayap kiri. Hal ini ternyata disadari betul oleh Stefano Pioli.
Seakan tak mau menyia-nyiakan potensi yang ada, Pioli memanfaatkan kelebihan Rebic yang bisa bermain di banyak posisi, bahkan sebagai gelandang kiri.
Hasilnya terbukti, Rebic mampu menghidupkan lini serang AC Milan serta yang di luar dugaan sanggup mencetak banyak gol untuk kemenangan tim.
Ante Rebic bagaikan senjata rahasia yang dimiliki oleh I Rossoneri. Bagaimana tidak, kedatangan Zlatan Ibrahimovic sempat mengaburkan keberadaannya di skuad Rossoneri.
Apalagi pemain muda Rafael Leao mulai mencuri perhatian ketika diduetkan dengan Ibrahimovic. Akan tetapi siapa sangka, di saat Ibra dan Leao menemui kebuntuan, ada Rebic yang siap menyelamatkan.
Perginya Krzysztof Piatek pun hampir tak berpengaruh apa-apa bagi tim. Begitu juga dengan Suso.
Justru, kepergian dua pemain itu membuka jalan bagi Ante Rebic untuk berkontribusi lebih untuk Milan. Ketiadaan Piatek memberikan peluang lebih besar untuk Rebic bisa bermain.
Sementara itu, dengan tidak adanya Suso, Stefano Pioli bisa lebih 'senang hati' menjalankan formasi 4-4-2 atau pun 4-4-1-1 sekaligus meninggalkan formasi 4-3-3 yang usang di era Suso.
Ante Rebic diyakini akan jadi sosok paling menentukan bagi AC Milan di sisa musim ini. Jika Ibrahimovic setidaknya mampu mencetak 10 gol sampai akhir musim, maka posisi enam besar pun aman untuk AC Milan.