INDOSPORT.COM - Polemik situs judi menjadi sponsor sebuah klub tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga Liga Inggris yang merupakan wajah sepak bola modern.
Polemik situs judi menjadi sponsor sebuah klub mulai menyeruak di Indonesia setelah Persikabo 1973 menyematkan situs judi terpampang di jersey kebanggaan mereka untuk menyambut Liga 1 2020.
Pro kontra hadir atas penyematan situs judi di jersey tim berjuluk Laskar Padjajaran tersebut. Banyak pihak yang menyebut hal ini sebuah langkah tak etis mengingat Indonesia tengah memberantas mafia sepak bola, namun di sisi lain menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar.
Sebagian pihak yang pro menyebut tim-tim Eropa juga menyematkan situs judi di jersey tanding mereka. West Ham United dan Derby County menjadi dua tim Liga Inggris yang menjadikan situs judi sponsor utama mereka.
Meski penyematan situs judi merupakan hal wajar, nyatanya pemerintah lewat federasinya melakukan pengawasan. Di Inggris yang terbilang maklum pun melakukan pengawasan ketat.
Dilansir dari laman Sport Bussiness, Inggris menerapkan pengawasan terkait Undang-Undang Perjudian tahun 2005. Pemerintah ingin mengawasi secara langsung aliran uang yang didapat sebuah tim dengan situs judi sebagai sponsornya.
Belakangan ini, FA (Football Association) mengungkapkan bahwa situs judi merupakan sebuah pendapatan penting bagi sebuah klub. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan dalam Undang-Undang Perjudian yang telah disahkan pada 2005 silam.
Tentu perlakuan FA berbeda dengan PT LIB (Liga Indonesia Baru) selaku penyelenggara Liga 1. Dalam rilis resmi yang diterima tim INDOSPORT, PT LIB melarang situs judi dan rokok tersemat di jersey tim peserta.
Terlepas dari hal tersebut, perbedaan langkah yang diambil FA dan PT LIB memiliki tujuan menguntungkan untuk setiap pihak.
Bagi Federasi Sepak Bola Inggris, situs judi bisa menjadi sumber pendapatan suatu klub, sedangkan bagi penyelenggara Liga 1 pelarangan situs judi untuk menunjukkan niatnya mematikan praktik mafia sepak bola.