INDOSPORT.COM - Sejumlah masalah laten selalu menghantui penyelenggaraan Liga 1 di tiga edisi sebelumnya. Lalu, apakah di edisi 2020 ini masalah itu bakal tetap ada?
Dalam hitungan jam, kompetisi Liga 1 2020 akan segera bergulir. Pertandingan antara Persebaya Surabaya vs Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (29/02/20), dipilih menjadi partai pembuka.
Tak cuma satu pertandingan, dari petang hingga malam nanti juga akan digelar dua laga. Selain Persebaya vs Persik, ada partai seru antara Madura United vs Barito Putera.
Gelaran Liga 1 edisi 2020 ini tampil cukup berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Peningkatan kualitas terlihat di sana-sini.
Perbaikan itu terlihat dari tanggal kick off yang tak molor, jadwal pertandingan di akhir pekan, sampai peningkatan kualitas klub-klub mulai dari fasilitas stadion dan pemain-pemain asing.
Tentu ini sebuah kabar positif. Namun begitu, sebagai negara yang industri sepak bolanya baru mulai berkembang, potensi munculnya masalah pun cukup besar.
Di Indonesia sendiri ada tiga masalah laten yang kerap mencoreng penyelenggaraan Liga 1. Bahkan, di musim 2020 ini masalah itu masih sangat mungkin mengancam. Apa saja tiga masalah laten itu? Berikut ulasannya.
1. Jadwal Karet
PSSI dan PT LIB memiliki itikad sangat baik dengan memperbaiki perencanaan penjadwalan liga. Setelah terbiasa dengan laga di sepanjang pekan, kini Liga 1 2020 bakal rutin digelar di akhir pekan (Jumat-Senin).
Tak cuma itu, PSSI pun menjamin tak ada bentrok pertandingan internasional FIFA dengan jadwal liga sehingga klub-klub pun tak akan dirugikan. Namun semua baru bisa dibuktikan ketika waktunya tiba nanti.
Jika menilik kualitas penyelenggaraan terdahulu, persoalan jadwal karet memang menjadi agenda masalah rutin yang selalu muncul tiap tahunnya.
Tahun ini pun Liga 1 2020 belum benar-benar terlepas dari ancaman ini. sejak Liga 1 bergulir, selalu ada perubahan jadwal di tengah jalan. Bahkan, jumlahnya cukup banyak.
Liga 1 2018 misalnya. Baru laga perdana saja sudah mengalami perubahan. Laga Persib vs PS Tira sejatinya digelar 23 Maret 2018 namun diundur jadi tanggal 26 Maret.
Liga 1 2018 terus mengubah jadwal demi bisa menyesuaikan kalender TImnas Indonesia atau pun Asian Games 2018. Padahal, hal seperti ini harusnya bisa diperkirakan sebelum liga dimulai.
Perubahan jadwal paling mencolok tentu saja terjadi pada pekan ke-34 lalu di mana semua tim harus bermain serentak di waktu yang sama. Persija menjadi salah satu tim yang paling sering mengalami perubahan jadwal.
Pada musim 2017 lalu, liga pernah berubah jadwal di tengah jalan akibat operator kompetisi yang tak bisa mengantisipasi Hari Raya Idul Fitri.
Masalah-masalah ini pun sangat mungkin terjadi lagi di Liga 1 2020. Namun begitu, kita berharap bersama semoga usaha PSSI untuk menyinergikan dengan tiap stakeholder dapat mengantisipasi jadwal karet ini.
2. Kerusuhan Suporter
Untuk yang satu ini, sepertinya Liga 1 2020 tak bisa berbuat banyak. Industri sepak bola Indonesia yang berkembang nyatanya belum diikuti dengan perbaikan attitude suporter.
Hampir tiap musim Liga Indonesia selalu dihiasi kerusuhan atau bentrokan suporter. Musim 2018 adalah salah satu yang terparah di mana seorang suporter Persija sampai meninggal karena dikeroyok suporter Persib.
Suporter Indonesia terkenal loyal sekaligus sangat kritis terhadap klubnya. Turnamen uji coba yang notabene pramusim pun bisa jadi ajang tawuran suporter.
Tentu saja ini sangat merugikan banyak pihak, terutama klub-klub peserta liga yang harus berulangkali kena denda dan mengalami kerusakan fasilitas stadion.
3. Kualitas Wasit
Sudah jadi rahasia umum kualitas wasit di sepak bola Indonesia belum ideal. Berulangkali pertandingan tercoreng karena kepemimpinan wasit yang kurang tegas atau pun keliru dalam mengambil keputusan.
Bahkan, di level Liga 1 pun hal-hal seperti di atas masih kerap ditemui. Pada Liga 1 2020 ini peningkatan kualitas diyakini akan terjadi. Apalagi akan ada perangkat alat komunikasi dan vanishing spray.
Namun begitu, bukan berarti Liga 1 2020 akan terbebas dari kepemimpinan buruk wasit. Semoga saja hal ini dapat segera diperbaiki karena seringkali kericuhan suporter termantik karena kepemimpinan buruk wasit.