INDOSPORT.COM - Samuel Kuffour sempat mencuri perhatian publik sepak bola Eropa di akhir 90-an, dalam final Liga Champions Manchester United vs Bayern Munchen. Apa kabar dirinya sekarang?
Akhir dekade 90-an hingga awal 2000-an menjadi periode emas seorang Samuel Kuffour. Pemain asal Ghana itu mencapai puncak kariernya.
Mulai dari juara Bundesliga Jerman bersama Bayern Munchen, masuk final Liga Champions, hingga status pemain terbaik Afrika sukses didapatkannya secara tiga kali berturut sejak tahun 1998.
Khususnya final Liga Champions ada momen berkesan yang membekas pada diri pemain yang berposisi sebagai bek itu. Dua kali masuk final Liga Champions, Kuffour mengawalinya dengan sebuah kisah tragis yang berujung trauma untuk dirinya.
Yakni kala final Liga Champions 1998/99 Manchester United vs Bayern Munchen. Pertandingan itu menjadi trauma buat Samuel Kuffour karena timnya yang sempat unggul cepat di menit ke-6 lewat gol Mario Basler, harus menelan kekalahan dramatis, 21. karena dua gol masa injurytime Manchester United lewat Sheringham dan Solskjaer.
Kekalahan itu akhirnya memberikan sebuah rasa trauma buat Samuel Kuffour, sekalipun pada 2000/01 dirinya akhirnya bisa meraih juara Liga Champions bersama Bayern Munchen.
Diakui langsung oleh Samuel Kuffour beberap atahun setelahnya, bahwa tarumanya belum juga hilang akibat Manchester United.
"Pertadingan itu masih menghasilkan rasa sakit untuk saya. Saya memang harus melupakannya, tapi sampai sekarang saya masih memendamnya dalam hati. Itu sangat sulit dan saya tak mau menontonnya (rekaman pertandingan final LigaChampions 1998/99)," ungkap Kuffour kepada The Guardian.
Apa Kabar ujar Samuel Kuffour?
12 tahun berseragam klub Bundesliga Jerman Bayern Munchen dengan berbagai raihan prestasi, Kuffour akhirnya hijrah ke Liga Italia memperkuat AS Roma pada tahun 2015.
Dari klub Ibukota Italia itu, karier Kuffour terus mengalami penurunan. Hanya semusim di AS Roma, dirinya lantas dipinjamkan ke Livorno, hingga kemudain didatangkan Ajax amsterdam sebagai pemain bebas transfer pada tahun 2008.
Tak juga mampu mengangkat penampilannya di Ajax Amsterdam, Kuffour akhirnya terpaksa harus berstatus pengangguran selama hampir setahun, sebelum akhirnya kembali ke Ghana memperkuat klub Asante kotoko.
Hanya sembilan bulan kembali meruput di tanah kelahirannya, Kuffour pun memutuskan pensiun pada bulan Januari 2010.
Nama besar Kuffour, pada akhirnya membuat pria yang kini berusia 43 tahun kini itu jauh-jauh dari sepak bola. Pada 2 Oktober 2014 Kuffour diumumkan menjadi CEO klub sepak bola yang berbasis di Ghana Kumasi Assnte Kotoko setelah ditunjuk oleh pemilik klub Otumfuor Osei Tutu II.
Namun adanya polemik ketidakjelasan keputusan Otumfuor, membuat status Kuffour sebagai CEO Assnte Kotoko batal pada 15 Oktober 2014.
Saat ini sendiri,Kuffour beebrapa kali aktif sebagai komentator pertandingan sepak bola. Termasuk kala dirinya dicukur langsung dalam sebuah siaran live, usai kegagalan Timnas Ghana di Piala Afrika 2015. Kekalahan yang sekaligus mematahkan prediksinya Ghana bisa menjadi juara.