INDOSPORT.COM – Klub promosi Liga 2 2020, Persigo Semeru FC resmi diakuisisi oleh Pemimpin Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Timur sebelum kompetisi musim ini dimulai.
Pembelian itu akhirnya membuat Persigo Semeru akan didaftarkan dengan nama baru ke PT Liga Indonesia Baru, yakni PS Hizbul Wathan. Mereka juga dikabarkan bakal berpindah markas.
Menurut laporan yang beredar di beberapa media lokal, PS Hizbul Wathan bakal memilih Sidoarjo sebagai markasnya di kompetisi Liga 2 2020 nanti.
Proses akuisisi ini nyatanya merupakan salah satu cara bagi PW Muhammadiyah untuk berdakwah lewat sepak bola, dengan menanamkan nilai Islam, kebangsaan dan kemanusiaan.
Namun jauh sebelum pembelian klub Liga 2 ini terjadi, Muhammadiyah sudah memiliki peran yang cukup penting bagi persepakbolaan Indonesia. Bahkan mereka bisa disebut sebagai penolong klub-klub tanah air.
Jejak Singkat Muhammadiyah di Sepak Bola Indonesia
Muhammadiyah nyatanya memiliki andil dalam pembentukan PSSI pada 1930 silam. Seorang tokoh Muhammadiyah Abdul Hamid memegang jabatan penting, yakni Bendahara PSSI.
Jejak Muhammadiyah untuk klub Liga Indonesia pun hadir di Jawa Tengah, di mana mereka memiliki hubungan yang erat dengan Persis Solo.
Menurut buku Merawat Sepakbola Indonesia (2019), Muhammadiyah menyediakan ruangan untuk Persis Solo, ketika klub tersebut belum memiliki kantor.
Pada Liga Indonesia musim 2000, Muhammadiyah kembali beramal. Mereka menolong Arema Malang yang saat itu mengalami masalah keuangan untuk tampil di babak 8 besar.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pun memberikan bantuan sehingga Arema Malang bisa ikut serta tampil di babak 8 besar Liga Indonesia 2000.
Sekedar informasi tambahan, Arema Malang saat itu gagal menumbus babak semifinal Liga Indonesia 2000 setelah hanya bertengger di peringkat ketiga klasemen Grup B babak 8 besar.
Pada era sepak bola modern, Muhammadiyah terus berlaku sebagai penolong klub Liga Indonesia. Pada Liga 2 2017 lalu, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membantu PSIM Yogyakarta yang mengalami masalah finansial.
Dua tahun berselang, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) kembali beramal dengan membantu PSS Sleman dengan memberikan fasilitas, khususnya fisioterapis berkualitas.
Bahkan beberapa pemain Liga 1 dan Timnas Indonesia pernah menjalani terapi di UNISA. Universitas yang dinaungi Muhammadiyah itu memang dikenal memiliki fasilitas fisioterapis fantastis.
Kini Universitas Muhamadiyah Surabaya (UMS) juga mengambil langkah untuk menyuntik dana ke Persebaya dengan nilai yang masih dirahasiakan. Kerja sama itu telah resmi disepakati pada 17 Februari 2020 kemarin.