INDOSPORT. COM - Hasil tiga pekan awal Liga 1 2020 Persebaya Surabaya yang tanpa kemenangan mungkin akan berdampak kepada posisi pelatih Aji Santoso.
Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 2020, telah berlangsung hingga pekan ketiga. Persebaya menjadi salah satu tim peserta yang harus menderita puasa kemenangan.
Laga pekan ke-1, Persebaya Surabaya menjamu Persik Kediri di Stadion Gelora Bung Tomo. Mengingat mereka pernah mengalahkan sang lawan dalam ajang pramusim Piala Gubernur Jatim 2020, kubu tuan rumah jelas lebih percaya diri bisa memetik poin penuh.
Namun yang terjadi justru di luar perkiraan. Persik bahkan mampu unggul lebih dulu pada menit ke-33 lewat eksekusi penalti Gaspar Vega.
Persebaya baru bisa membalas empat menit kemudian melalui aksi Hansamu Yama Pranata. Setelahnya, skuat Bajul Ijo tak bisa meruntuhkan pertahanan Persik sehingga laga harus berakhir imbang 1-1.
Laga pekan kedua, Persebaya dijadwalkan bertandang ke Stadion Gelora Bung Karno melawan Persija Jakarta. Akan tetapi, akibat upaya pencegahan penyebaran virus corona, laga terpaksa ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Berlanjut ke pekan ketiga, Persebaya Surabaya berkesempatan menjadi tuan rumah untuk menjamu Persipura Jayapura. Meski mendapat dukungan penuh suporter setianya, Bonek, mereka malah gagal meraih kemenangan.
Persebaya Surabaya tertinggal 1-2 terlebih dahulu pada babak pertama. Situasi tak membaik hingga babak kedua usai dan mereka harus mengakui keunggulan Persipura Jayapura 3-4.
Segala deretan hasil kurang mengesankan tadi, jelas begitu mengecewakan para pendukung Persebaya. Padahal Bajol Ijo memiliki modal apik jelang bergulirnya kompetisi, yakni memegang status runner-up Liga 1 2019, dan menjuarai ajang pramusim Piala Gubernur Jatim 2020.
Andai tak segera berbenah, mungkin pelatih Aji Santoso akan ditunjuk sebagai kambing hitam. Bila melihat kebiasaan manajemen Persebaya sejak Liga 1 2018, bukan mustahil dia harus lengser sebelum musim ini rampung.
Tren Pergantian Pelatih Persebaya
Pada pentas Liga 1 2018, Persebaya awalnya dilatih angel Alfredo Vera, namun perjalanan mereka tampak begitu suram.
Persebaya dalam 18 laga awal hanya bisa meraih lima kemenangan, tujuh imbang, dan enam kekalahan. Manajemen Persebaya lantas memberhentikan Vera dan menggantinya dengan Djajang Nurdjaman.
Sosok Djanur sendiri baru benar-benar melatih menjelang laga pekan ke-20. Posisi Persebaya sedang tercecer di urutan ke-13 klasemen dengan torehan 25 poin.
Hasilnya luar biasa, Djanur pelan-pelan bisa membangkitkan mental bertanding Persebaya. Hingga akhirnya Persebaya racikan Djanur bisa menyelesaikan musim Liga 1 di urutan keenam klasemen.
Sayangnya, Djanur gagal mengulangi kesuksesannya saat mengarungi Liga 1 2019. Djanur dipecat pada 10 Agustus 2019 akibat kurang memuaskan manajemen Persebaya.
Setelah Djanur pergi, Persebaya Surabaya sempat menunjuk Wolfgang Pikal sebagai pelatih. Namun Wolfgang Pikal juga kurang memuaskan, hingga lengser dari jabatannya saat Liga 1 2019 menyisakan sembilan laga lagi.
Barulah kemudian Aji Santoso masuk mengisi kursi kepelatihan Persebaya Surabaya. Sembilan laga terakhir Liga 1 2019, Aji Santoso mampu membawa anak asuhnya tak tersentuh kekalahan dan finis di urutan kedua klasemen.
Namun, situasi sekarang tak semanis seperti ketika awal-awal kedatangan Aji Santoso dulu. Dua laga dari tiga pekan pembuka Liga 1 2020, Aji Santoso gagal memberikan Persebaya Surabaya satu pun kemenangan.
Jika nantinya Aji Santoso tidak mampu memberikan perubahan ke arah yang positif, bisa saja kisah klasik kebijakan manajemen Persebaya terulang. Aji Santoso berpotensi lengser dari kursi kepelatihan di pertengahan musim, menyusul para pendahulunya, Alfredo Vera, Djajang Nurdjaman, dan Wolfgang Pikal.