INDOSPORT.COM - Sulut United baru-baru ini memperkenalkan desain jersey kandang dan tandang untuk Liga 2 2020 yang mengandung nilai budaya tinggi buah rancangan apparel lokal, Classiconesia.
Jersey kandang Sulut United berwarna biru langit dengan aksen biru gelap di sisi samping plus goresan berwarna merah. Di bagian depan, ada motif 'kabasaran' yang notabene tarian perang khas masyarakat Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Sedangkan untuk jersey tandang berwarna merah marun dengan garis putih di beberapa titik. Untuk seragam kedua ini, manajemen klub memasukkan motif batik 'bantenan' yang juga merupakan kain khas Kab. Minahasa.
"Dua jersey tahun ini mengambil tema kultur di Sulawesi Utara. Di sini sangat banyak kultur dari masing-masing daerah, kabupaten maupun kota. Musim ini kami mengangkat dari Minahasa," ungkap manajer Sulut United, Muhammad Ridho, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Kamis (19/3/20).
"Motif "kabasaran" yang diharapkan bisa memberikan motivasi pemain di atas lapangan, sedangkan "bantenan" dipercaya oleh masyarakat Minahasa bisa kebal terhadap serangan atau senjata lawan jika diikatkan ke pinggang," jelas Ridho lagi.
Dalam pembuatan desain jersey kandang dan tandang musim ini, manajer Sulut United mengaku sempat dibuat bingung. Hal tersebut dikarenakan sangat banyaknya kultur atau budaya yang bernilai tinggi di Provinsi Sulawesi Utara.
"Susah sekali kami mencari satu hal yang menggambarkan Sulawesi Utara, berbeda dengan Bali dengan Barongnya. Jadi pada musim depan kami akan mengangkat kultur lain," tandas Muhammad Ridho.
Filosofi jersey Sulut United untuk Liga 2 2020 tampak manjur menyusul kemenangan 1-0 di kandang PSBS Biak Nimfor pada pekan pertama wilayah timur. Mereka membawa pulang poin penuh berkat sumbangsih gol pemain pengganti, Rosy Noprihanis, lima menit menjelang bubaran laga.