INDOSPORT.COM - Arema FC sudah menyiapkan langkah antisipasi atas terbukanya opsi force majeur pada Liga 1, sebagai imbas dari belum jelasnya kelanjutan kompetisi atas berkembangnya virus corona atau COVID-19 saat ini.
Jika situasi tidak kunjung reda, bukan tidak mungkin Liga 1 akan berstatus demikian. Terlebih, pihak pemerintah juga memperpanjang status bencana nasional hingga akhir Mei mendatang.
"Maka dari itu, kuncinya ada di federasi. Status force majeur itu kan tidak datang dari klub, tapi dari federasi dengan pertimbangan tertentu, klub sifatnya menindaklanjuti," Sudarmaji mengatakan.
Maka dari itu, pihaknya kini tengah menunggu sikap tegas PSSI maupun operator kompetisi (LIB) perihal kelanjutan Liga 1. Dan bagi Arema FC, langkah antisipasi sudah disiapkan atas situasi yang paling buruk, jika benar berujung pada status force majeur.
"Karena ini menyangkut hak dan kewajiban antara klub dengan pemain. Jangan sampai force majeur berbelok ke arah sengketa diantara kedua pihak," ujar Media Officer Arema FC tersebut.
"Tapi, kami pikir baik AFC maupun FIFA, sangat paham dengan kondisi seperti ini. Karena juga terjadi pada kompetisi negara lainnya," sambung dia.
Status force majeur pada kompetisi memang sudah pernah terjadi di Indonesia. Tepatnya pada musim 2015 lalu, ketika kompetisi ISL baru menggelar pekan perdana, namun harus dihentikan akibat banned dari FIFA dan AFC karena adanya intervensi pemerintah di bidang sepak bola.