INDOSPORT.COM - Tanggal 22 Maret 2014 merupakan malam pahit bagi Arsene Wenger yang merayakan pertandingan ke-1000 bersama Arsenal. Waktu itu, The Gunners dilumat habis Chelsea di Liga Inggris dengan skor 6-0.
Jose Mourinho berhasil mempermalukan Le Professeur dan skuatnya di Stadion Stamford Bridge, kandang Chelsea. Tidak main-main, enam gol tanpa balas dihujamkan ke gawang Arsenal.
Hanya dalam waktu tujuh menit pertama, The Blues berhasil mencetak dua gol yang bersarang di gawang Wojciech Szczesny. Mulai saat itulah Chelsea memegang kendali permainan.
Samuel Eto'o berhasil mencetak gol pertama pada menit kelima. Lalu berselang dua menit, gelandang sayap Andre Schurrle mencetak gol kedua bagi tim tuan rumah.
Tak lama kemudian, pada menit ke-17, bukannya membalikkan keadaan, Arsenal malah tambah menderita setelah Eden Hazard menjebol gawang The Gunners dengan tembakan 12 pasnya.
Sebelumnya menit ke-15, Marriner, wasit yang menangani laga itu juga salah alamat. Ia memberi kartu merah dan mengusir Kieran Gibbs dari lapangan.
Padahal, Alex Oxlade-Chamberlain yang melakukan pelanggaran di kotak pinalti karena menahan bola dengan tangannya ketika membendung tendangan Eden Hazard. The Gunners pun harus menerima bermain dengan 10 pemain saja.
Pada menit ke-42, tiga menit sebelum babak pertama usai, gelandang asal Brasil, Oscar, memperbesar keunggulan Chelsea menjadi 4-0.
Selepas turun minum, babak kedua memasuki menit ke-66, Oscar mencetak gol keduanya. Ia melepaskan tembakan terukur ke arah gawang yang sempat memantul tanah sebelum menaklukkan Szczesny dan mengubah keunggulan menjadi 5-0.
Mohamed Salah pun turut mengubah papan skor menjadi 6-0 pada menit ke-71 usai jebakan offside yang gagal dari pemain Arsenal.
Pemain asal Mesir itu menerobos sendirian ke kotak penalti dan mengarahkan bola ke tiang dekat Szczesny. Skor 6-0 bertahan hingga laga usai.
Dengan hasil itu pun, mungkin menjadikan pengalaman yang agak menyedihkan bagi Arsene Wenger setelah berada disisi Arsenal hingga ke pertandingan ke-1000 nya.
Akan tetapi bagi banyak orang, hal yang paling diingat adalah cerita tentang keputusan wasit dan asisten wasit saat itu. Menurut mantan wasit. Thomas. kepada BBC Radio Five Live saat diwawancara, ini adalah sebuah keputusan konyol dari wasit dan asistennya.
"Menurut saya semua wasit yang menangani Derby London itu tidak pantas memimpin laga Liga Inggris musim lainnya," ujarnya.
Thomas juga menyoroti keputusan tersebut dan mengaitkannya dengan teknologi Video Assistant Referee (VAR). I meyakini, keputusan wasit kala itu akan terlihat sangat konyol jika dilihat dengan metode VAR saat kini.
Penulis: Andre Febriansyah