INDOSPORT.COM - Ketua Panpel Persik Kediri, Widodo cukup menyayangkan tertundanya kompetisi Liga 1, lantaran pihaknya gagal berkontribusi atas potensi berputarnya roda ekonomi pada setiap laga di Stadion Brawijaya Kediri.
Seperti diketahui, merebaknya isu virus corona membuat sejumlah laga gagal digelar hingga berujung pada kompetisi yang ditunda. Bahkan, Liga 1 kini dibayangi status force majeur alias berhenti di tengah jalan dengan sebab di luar prediksi.
"Ya bagaimana lagi, situasinya sulit. Semua aktivitas juga berhenti," ucap figur yang akrab disebut Widodo Hunter itu saat berkomunikasi dengan INDOSPORT, Rabu (25/03/20) siang.
Dalam setiap pertandingan, Widodo menyebut ada sekitar 20 personel yang biasa bertugas dengan tugas berbeda. Tak pelak, potensi pendapatan mereka pun ikut menurun meski nominalnya tak seberapa.
"Mereka berasal dari suporter, yang memang cinta dengan tim Persik," sambung dia.
Dan tak hanya itu, potensi kerugian yang diderita Panpel juga melebar di sekitarnya. Yaitu para pedagang asongan yang bisa meraup pundi-pundi uang dari setiap gelaran laga tim Macan Putih di Stadion Brawijaya.
"Tapi yang paling eman (sayang) adalah pertandingan (Persik) sendiri. Karena sudah menjadi hiburan masyarakat Kediri," tandas dia.
Pada Liga 1 musim ini, laga Persik terbukti mampu menarik animo suporter dengan jumlah besar. Sebanyak 11.042 lembar tiket ludes ketika Persik menjamu Persiraja Banda Aceh (14/03/20), sedangkan saat menjamu Bhayangkara FC (06/03), ada 12.600 penonton yang memadati stadion.