INDOSPORT. COM - Persekabpas Pasuruan pernah menjalani one season wonder yang begitu mengesankan di Liga Indonesia. Kisahnya terjadi sekitar 14 tahun lalu, tepatnya musim 2006.
Nama Persekabpas Pasuruan saat berkompetisi di kasta tertinggi memang tak pernah dianggap sebagai pesaing serius perebutan gelar juara. Kiprah Persekabpas Pasuruan hanya dianggap tim kuda hitam yang memanaskan papan tengah.
Beda cerita ketika berbicara tentang perhelatan Liga Indonesia 2006. Persekabpas Pasuruan tiba-tiba bisa meruntuhkan keperkasaan tim-tim dengan tradisi juara, seperti Persija Jakarta, PSM Makassar, dan Persib Bandung.
Kompetisi kala itu dimulai dengan pembagian dua wilayah, Barat dan Timur. Persekabpas Pasuruan masuk ke dalam Wilayah Barat.
Persaingan Wilayah Barat tergolong panas, banyak tim-tim hebat yang beredar di sana. Arema Malang, Persija Jakarta, PSIS Semarang, PSMS Medan, Sriwijaya FC, Persita Tangerang, dan Persib Bandung, semua berusaha menempati empat tempat papan atas klasemen, demi meloloskan diri ke babak delapan besar.
Arema Malang, Persija Jakarta, serta PSIS Semarang, secara beruntun menempati tiga teratas klasemen akhir, sekaligus mendapatkan tiket lolos fase delapan besar. Sementara satu jatah tersisa Wilayah Barat, alias posisi empat, secara mengejutkan ditempati oleh Persekabpas Pasuruan.
Di fase delapan besar, Persekabpas Pasuruan berada di Grup B bersama tiga tim kuat lainnya, Persija Jakarta, PSM Makassar, dan Persmin Minahasa. Di atas kertas, Persija Jakarta selaku runner-up Wilayah Barat serta Persmin Minahasa sebagai jawara Wilayah Timur lebih diunggulkan lolos.
Namun yang terjadi berikutnya sungguh di luar dugaan masyarakat pecinta sepak bola Indonesia. Mulai dari laga pertama, tim kuat Persija Jakarta digilas 1-3 oleh Persekabpas Pasuruan.
Laga kedua, Persekabpas mendapat perlawanan sengit dari Persmin Minahasa. Laga pun berakhir imbang 2-2.
Berlanjut ke laga penentu, Persekabpas Pasuruan seperti mengamuk kesetanan. Jumpa PSM Makassar, Persekabpas Pasuruan mampu meraih kemenangan telak 5-1.
Persekabpas Pasuruan pun otomatis lolos ke semifinal dengan status juara Grup B. Sementara di Grup A, ada PSIS Semarang yang keluar menjadi runner-up dan bakal menghadapi Persekabpas Pasuruan.
Sayangnya di laga semifinal, permainan Persekabpas Pasuruan tampak tak berdaya. Setelah kebobolan lewat gol pemain PSIS Semarang, Imral Usman, pada menit-menit awal laga, Persekabpas Pasuruan akhirnya menyerah 0-1 dan menyudahi segala kejutannya.
Kegemilangan Persekabpas Pasuruan sebenarnya bukan terletak pada sosok penyerang hebat yang super tajam. Tidak satu pun tertera nama pemain Persekabpas Pasuruan di perburuan top skor.
Kunci kekuatan Persekabpas kala itu terletak pada sektor lini tengahnya. Persekabpas Pasuruan memiliki Zah Rahan dan Siswanto, yang aktif memberikan umpan kreatif, sekaligus rajin mencetak gol.
Zah Rahan yang menjalani musim pertama di Indonesia, selama babak delapan besar, selalu mencetak satu gol pada tiap laganya. Sementara Siswanto, mampu menyumbangkan empat gol selama babak delapan besar, termasuk hattrick ketika membantai PSM Makassar 5-1.
Pascamomen mengesankan itu, prestasi Persekabpas Pasuruan seakan ditelan bumi. Bintang-bintang Persekabpas musim berikutnya langsung dilepas, Zah Rahan ke Sriwijaya FC, dan Siswanto berlabuh menuju Persmin Minahasa.
Kini, nasib Persekabpas Pasuruan masih terdampar di kasta ketiga sepak bola Indonesia, Liga 3. Jangankan kembali ke kasta tertinggi, menembus Liga 3 skala nasional saja masih kesulitan, dan memang benar musim 2006 jadi masa one season wonder Persekabpas Pasuruan.