INDOSPORT.COM - Pemain sepak bola Paris Saint-Germain, Neymar, kabarnya menjadi bahan gunjingan dan cemoohan media Brasil setelah ia dianggap meremehkan virus corona dengan berjalan-jalan di supermarket.
COVID-19 atau yang juga dikenal dengan nama virus corona memang masih menjadi ancaman dunia. Berdasarkan data dari situs worldometers.info, Italia masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak ke-2 setelah China.
Sementara itu, Prancis menempati peringkat ke-7 di bawah Iran dengan total kasus 25.233 dan penambahan 2.929 kasus baru. Sebanyak 1.562 orang dinyatakan meninggal dan sebanyak 3.900 orang berhasil disembuhkan.
Situasi ini tentu masih mengkhawatirkan masyarakat. Oleh karenanya, masa karantina terus dilakukan. Berbagai kegiatan, termasuk kompetisi sepak bola Ligue 1 Prancis 2019-2020, juga mengalami penundaan sampai jangka waktu yang belum ditentukan.
Akan tetapi, masih ada saja pihak yang seolah meremehkan virus corona itu. Salah satunya adalah megabintang Paris Saint-Germain yang bernama Neymar. Melansir dari laman portal berita olahraga Marca, Neymar dikabarkan pulang ke Brasil.
Ia pulang ke negara kelahirannya setelah baru tujuh hari menjalani karantina di Paris. Hal ini ternyata membuat media Brasil menghujatnya. Mereka beranggapan bahwa Neymar tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya untuk menjalani karantina.
Lebih parahnya lagi, masih dari sumber yang sama, striker yang pernah memperkuat Barcelona itu terlihat berjalan-jalan di supermarket di Angra dos Reis, Brasil, akhir pekan lalu. Padahal, negara tersebut juga memiliki sekitar 2 ribu kasus virus corona.
Terlepas dari hal tersebut, Neymar dikabarkan pulang atas ijin dari Paris Saint-Germain. Klub sepak bola Ligue 1 Prancis itu memang memberi keringanan kepada pemainnya untuk pulang ke negara asalnya. Namun, ini tentu merupakan keputusan yang kurang bijaksana.
Di Indonesia sendiri, kasus virus corona sudah mencapai 790 dengan penambahan 104 kasus per Kamis, 26 Maret 2020. Jumlah kematian akibat wabah tersebut 58 orang dan yang berhasil disembuhkan sudah mencapai 31 orang berdasarkan data dari situs worldometers.info.