INDOSPORT.COM - Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) menyoroti surat keputusan PSSI soal situasi forje mejeure kompetisi sepak bola Indonesia. Ada satu poin dari surat keputusan tersebut yang membahas pembayaran gaji pemain.
Seperti diketahui dalam surat bernomor 48/SKEP/III/2020 yang diteken Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, pada Jumat (27/3/20), ada beberapa poin, di antaranya kelanjutan Liga 1 dan pembayaran gaji pemain.
Klub diizinkan membayar gaji pemain dan ofisial sebesar 25 persen saja di periode Maret hingga Juni. Terkait hal ini, APPI merasa keberatan.
APPI menilai keputusan ini dilakukan secara sepihak oleh PSSI. Oleh karena itu, mereka meminta keputusan itu direvisi lagi dengan cara mengambil keputusan secara bersama-sama pemain.
APPI bahkan mengirim surat keberatan terhadap Ketua Umum PSSI, Iwan Bule, sapaan akrab Mochamad Iriawan. Berikut ini lima poin keberatan APPI.
1. Proses pengambilan keputusan diambil tidak melibatkan pesepak bola sebagai stake holder dan juga salah satu pihak yang paling terdampak dalam hal ini yang mengakibatkan banyaknya hal-hal yang belum termuat dalam SK tersebut;
2. Keputusan pembayaran gaji sebesar 25 persen sejak Maret-Juni merupakan hal yang seharusnya disepakati oleh kedua belah pihak terlebih dahulu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perubahan kontrak kerja wajib dilakukan dengan kesepakatan antara klub dan pesepak bola, tidak bisa dilakukan sepihak
3. Sehubungan dengan kewajiban klub sebelum SK tersebut dikeluarkan, maka klub wajib melakukan pembayaran DP dan gaji hingga Maret 2020 sesuai dengan kontrak kerja antara klub dengan pesepak bola
4. Hal-hal yang belum disentuh dalam SK tersebut seperti jika kompetisi dimulai lebih cepat atau keadaan semakin memburuk sehingga kompetisi dinyatakan berhenti sebelum Juni, hingga status kontrak pemain jika ada perpanjangan durasi yang belum difasilitasi oleh PSSI
5. APPI meminta untuk segala keputusan terkait dengan status kompetisi yang berimplikasi dengan kontrak pemain untuk melibatkan kami sebagai perwakilan pesepak bola di Indonesia. Hal ini didasari dengan apa yang kini sedang terjadi di tingkat global maupun konfederasi antara FIFA dengan FIFPro dan AFC dengan FIFPro Asia/Oceania yang diketahui tengah berdiskusi.