INDOSPORT.COM - Kompetisi sepak bola Indonesia sedang dalam masa vakum akibat pandemi virus Corona. PSSI telah memutuskan mengehentikan sementara Liga 1 dan 2 selama dua bulan.
Jika bicara kompetisi, Indonesia mengalami beberapa model liga yang berlangsung bahkan sebelum negeri ini merdeka. Mulai Liga Perserikatan, Galatama, Ligina, Divisi, hingga Liga saat ini.
Salah satu kompetisi legendaris adalah Liga Perserikatan. Saat itu kompetisi hanya diikuti beberapa klub mulai Persis Solo, Persib Bandung, PPSM Magelang, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, hingga PSM Madiun.
Ada beberapa fakta unik dari kompetisi itu, termasuk soal model piala saat itu. Kebetulan ada dua trofi yang tersimpan di Balai Persis, Jalan Gajah Mada, Kelurahan Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
Salah satunya piala runner-up Liga Perserikatan musim 1937 yang didapat Persis Solo setelah di final kalah dari Persib Bandung. Kebanyakan saat ini, piala terbuat dari logam, namun piala itu terbuat dari kayu.

Nama resmi kompetisi 1937 adalah Windonwdstridjen 1937 atau Kompetisi PSSI. Partai final sendiri digelar di Stadion Sriwedari Solo bulan Mei dan Persib menang 2-1 atas Persis.
Dari pantauan awak redaksi berita olahraga INDOSPORT, piala dari kayu itu berukuran sekitar 20x20 centimeter. Lalu plakat gelar bertuliskan "PSSI 1937" di atas dan "2 Kampioen" yang mengartikan runner-up.
Namun, bentuk berbeda tersapat di Liga Perserikatan tahun 1939. Piala itu memiliki dua gagang di sisi kanan dan kiri layaknya trofi Liga Champions Eropa bertuliskan Wissel Beker Obat Tjap Macan. Obat Tjap Macan merupakan produk obat kuat yang kala itu jadi sponsor utama kompetisi perserikatan 1939.
Persis sendiri memang menjadi klub yang cukup mendominasi tangga juara Perserikatan. Tercatat, klub berjuluk Laskar Sambarnyawa itu sudah mengoleksi tujuh gelar, yakni 1935, 1936, 1939, 1940, 1941, 1942, dan 1943.