INDOSPORT.COM - PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memberlakukan force majeure atau penghentian sementara kompetisi Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020, mengingat pandemi virus Corona atau Covid-19 yang tak kunjung membaik. Lantas, bagaimana reaksi pelatih Barito Putera, Djajang Nurdjaman?
Lewat Surat Keputusan nomor SKEP/48/III/2020 tanggal 27 Maret 2020, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan meminta klub Liga 1 maupun Liga 2 agar melakukan perubahan kontrak kerja bersama pemain, pelatih dan staf, terhitung selama masa darurat bencana mulai Maret hingga Juni 2020 mendatang.
“Saya selaku Ketua Umum PSSI memutuskan, menetapkan bahwa bulan Maret, April, Mei dan Juni adalah status keadaan tertentu darurat bencana terkait penyebaran Covid-19 di Indonesia, maka status ini disebut keadaan kahar atau force majeure,” ungkap Iriawan pada Sabtu (28/03).
Keputusan PSSI tersebut langsung ditanggapi pelatih kepala Barito Putera, Djajang Nurdjaman. Menurutnya, penundaan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 sudah tepat di tengah pandemi virus Corona. Sebab, adanya keramaian seperti pertandingan sepak bola berpotensi besar untuk menularkan virus.
"Lagi terjadi pandemi seperti sekarang ini, kita mikirnya bagaimana kita semua bisa selamat dari wabah ini. Jadi kita nggak mikir dulu kerugian klub dan semacamnya. Jadi, saya sangat setuju dengan apa yang diputuskan oleh federasi," tutur Djajang Nurdjaman seperti dilansir dari laman resmi klub.
Namun, pelatih yang akrab disapa Djanur itu pun mengaku belum memiliki rencana perihal agenda latihan Laskar Antasari. Untuk sementara, para pemain tetap diminta menjaga kondisi fisik dari rumah masing-masing, sesuai arahan tim pelatih beberapa waktu lalu.
"Sejauh ini kita belum ada rencana," cetus Djanur singkat.
Sebagai informasi, meski kompetisi Shopee Liga 1 2020 harus digantungkan hingga bulan Juni mendatang, namun PSSI masih menunggu perkembangan terkini dari pemerintah pusat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) soal pandemi virus Corona atau Covid-19.
Jika pemerintah memperpanjang status darurat bencana setelah 29 Mei, dan dinilai belum cukup ideal untuk melanjutkan kompetisi, maka Liga 1 dan Liga 2 musim ini akan dihentikan secara permanen. Untuk itu, klub diminta tetap membayar gaji pemain dengan ketentuan maksimal 25 persen dari ketentuan kontrak.