INDOSPORT.COM - Raksasa sepak bola Serie A Liga Italia, Juventus, dapat pujian setinggi langit dari Presiden FIGC, Gabriele Gravina, atas keputusan luar biasa yang mereka ambil terkait dampak dari penyebaran virus corona.
COVID-19 atau yang juga dikenal dengan nama virus corona memang telah membuat Italia menjadi negara terdampak dengan jumlah kematian tertinggi di dunia. Per Senin, (30/03/20), negara tersebut juga masih menempati posisi dua setelah Amerika Serikat dengan jumlah kasus terbanyak.
Situasi ini telah menyebabkan kompetisi sepak bola Serie A Liga Italia 2019-2020 mengalami penundaan sampai jadwal yang belum diputuskan. Hal ini akhirnya berdampak pada ekonomi klub-klub partisipan. Karena, mereka tidak mendapat pemasukan lantaran tidak adanya pertandingan yang berjalan.
Ujung-ujungnya, pihak manajemen klub kesulitan menggaji pemain dan staf mereka. Banyak klub yang sudah melakukan diskusi dengan pihak PSSI-nya Italia, yaitu Italian Football Federation atau Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC) untuk membahas masalah gaji tersebut.
Ternyata, Juventus telah mengambil keputusan sangat berani dan patut ditiru. Melansir dari laman portal berita olahraga Football Italia, mereka dikabarkan bersedia tidak menerima gaji sampai Juni 2020. Hal ini langsung mendapat pujian dari Presiden FIGC, Gabriele Gravina.
"Kesepakatan yang telah dilakukan Juventus merupakan contoh bagi kita. Saya berterima kasih kepada Giorgio Chiellini, rekan-rekan setimnya, dan Maurizio Sarri. Mereka telah menempatkan kepentingan umum di dalam hati mereka," ujarnya.
"Persatuan dan rasa solidaritas di dunia sepak bola merupakan respons pertama terhadap situasi darurat yang kita alami dan keadaan ini bisa menjadi lebih buruk jika kita tetap melanjutkannya (kompetisi Serie A Liga Italia musim ini)," lanjutnya.
"Hanya dengan kerja sama dari semua pihak, dimana mereka menjalani peran dan tugas masing-masing, bersama kita akan membuat sepak bola menjadi lebih kuat," tutup Gravina.
Keputusan penundaan gaji tersebut memang merupakan langkah yang bijaksana. Karena, Serie A Liga Italia tengah mengalami krisis ekonomi. Tidak adanya laga membuat pemasukan yang biasanya mereka dapat dari televisi dan komersial lainnya, hilang.
Jika setiap pemain dan staf di dalam sebuah klub masih ngotot untuk meminta gaji, maka klub tersebut bisa rugi dan bahkan bangkrut. Tentu, hal ini akan berpengaruh terhadap karier semua pihak yang terlibat. Itulah alasan Juventus akhirnya memutuskan hal tersebut.
Terlepas dari hal itu, Juventus atau Bianconeri saat ini masih menduduki puncak klasemen kompetisi sepak bola Serie A Liga Italia 2019/20 dengan 63 poin, hasil dari 20 kali menang, tiga kali imbang, dan tiga kali kalah. Sementara itu, Lazio di posisi dua dengan 62 poin dan Inter Milan di posisi tiga dengan 54 poin.
Indonesia sendiri sudah memiliki 1.280 kasus virus corona dengan penambahan 130 kasus per Senin, (30/03/20). Jumlah korban yang meninggal mencapai 114 orang dengan penambahan 12 orang dan jumlah yang berhasil disembuhkan sudah mencapai 64 orang berdasarkan data dari worldometers.info.