INDOSPORT.COM - Mengenal Liga Kaledonia Baru, saudara jauh masyarakat Jawa dari wilayah Oseania yang pernah tampil di ajang Piala Dunia Antarklub.
Negara Kaledonia Baru memang punya sejarah kental dengan Indonesia, terutama masyarakat Jawa. Bahkan sampai saat ini, bahasa Jawa masih dipergunakan dalam keseharian Kaledonia Baru.
Awal mula kedatangan orang Jawa ke Kaledonia Baru serupa dengan cerita Suriname, yakni migrasi yang dilakukan negara penjajah untuk mengeksploitasi kekayaan alam Kaledonia Baru.
Tercatat pada 16 Februari 1896 silam, sebanyak 170 orang pekerja termasuk dari Jawa dikirim ke negara yang masih menjadi jajahan Prancis saat itu. Kemudian periode 1933 hingga 1939, sekitar lebih dari 7.800 pekerja asal Hindia Belanda kembali dikirim ke sana.
Berkat catatan sejarah tersebut, cukup banyak pemain Timnas Kaledonia Baru saat ini yang diperkuat sejumlah punggawa berdarah Jawa, salah satunya adalah Mickael Partodikromo.
Mendengar nama belakang Mickael Partodikromo, mungkin masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi lantaran nama tersebut cukup banyak dipakai di Tanah Air. Bahkan penggalan nama Parto, digunakan salah satu komedi top Indonesia.
Kaledonia Baru sendiri bukan negara yang cukup kuat ataupun familiar dengan sepak bola, hanya balap kuda dan rugby yang mungkin disukai para penduduk Kaledonia Baru.
Tim sepak bola Kaledonia Baru mulai bermain pada tahun 1950, bahkan asosiasi sepak bola Kaledonia Baru baru masuk sebagai anggota FIFA pada tahun 2004.
Meski federasi sepak bolanya baru seumur jagung, namun Kaledonia Baru telah memenangkan sejumlah turnamen bergengsi antara lain Olimpiade Pasifik Selatan selama lima kali.
Salah satu pemain paling bersinar dari negara ini adalah Christian Karembeu, mantan pemain Real Madrid tersebut adalah gelandang kelahiran Lifou, Kaledonia Baru. Namun ia memutuskan untuk memperkuat Timnas Prancis, dan berhasil meraih gelar juara dunia tahun 1998 silam.
Kasta teratas Liga Kaledonia Baru atau New Caledonia Super Ligue berdiri tahun 1952 silam, dan sepanjang bergulir klub AS Magenta menjadi klub sukses dengan meraih 11 gelar juara.
Bahkan AS Magenta menjadi satu-satunya tim yang bisa meraih hattrick juara liga beruntun sebanyak dua kali, yakni pada tahun 2002 hingga 2004 serta 2014 sampai 20016.
Meski AS Magenta menjadi raja, namun Hienghene Sport yang mampu mengharumkan Liga Kaledonia Baru di kancah internasional lantaran sukses meraih gelar juara Liga Champions Oseania (OFC), sekaligus jadi tim Kaledonia Baru pertama yang mendapatkannya.
Kegemilangan Hienghene Sport terjadi pada tahun 2019, tim berjuluk Les Bleus tersebut berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Magenta di partai final dengan skor 1-0.
Kemenangan tersebut membuat Hienghene Sport berhak tampil di kompetisi Piala Dunia Antarklub 2019, itu merupakan pencapaian paling mentereng bagi klub asa Kaledonia Baru sepanjang sejarah.
Namun sayang, cerita manis Hienghene Sport di Piala Dunia Antar Klub harus berakhir cepat setelah mereka kalah di babak pertama dari Al-Sadd dari Qatar.
Meski gagal meraih hasil impresif di Piala Dunia Antarklub, namun performa tim Kaledonia Baru sepanjang gelaran Liga Champions Oseania serta Piala Dunia Antarklub 2019 wajib mendapat apresiasi.
Sebab dengan populasi yang tidak sebanyak kota Jakarta, mereka mampu menciptakan kompetisi kompetitif hingga berhasil mengakhiri dominasi Selandia Baru di Liga Champions Oseania.