NDOSPORT.COM - Jauh sebelum diperkuat nama-nama sekelas Zahrahan Krangar dan Alberto 'Beto' Goncalves serta sederet penggawa asing lainnya, skuat Persipura Jayapura mulai menggunakan jasa pemain asing sejak 2003 silam.
Adalah duo Kamerun, Bako Sadissou dan Ebanda Timothy yang menjadi orang asing pertama di skuat Persipura.
Flashback ke musim 2003/2004, kala itu Persipura yang dilatih pelatih Rudy William Keltjes melakukan sebuah gebrakan dengan berencana memadukan pemain asli Papua dengan legiun asing.
Tak tanggung-tanggung, pelatih berdarah Belanda itu berhasil mendatangkan Bako Sadissou yang sebelumnya memperkuat Barito Putera untuk menambah daya gedor di lini depan.
Selain Bako, Keltjes juga membuat langkah brilian dengan berhasil menggaet Ebanda Timothy. Gelandang Kamerun itu di musim sebelumnya sukses membawa mantan klubnya, PSIS Semarang dan Persija Jakarta menjadi juara.
Meski keduanya gagal menghadirkan prestasi terbaik bagi skuat Mutiara Hitam, namun dampaknya mereka bisa membawa Persipura finis di peringkat ke-5 klasemen akhir dengan format kompetisi satu wilayah.
Duo Kamerun itu hanya bertahan semusim di Jayapura. Mereka kemudian hengkang, menyusul Keltjes yang juga hijrah ke klub lain.
Bako Sadissou
Memiliki tinggi badan yang menjulang hingga 180 cm, menjadikan Bako sebagai penyerang yang punya kemampuan duel udara. Kelebihannya itu bahkan membuatnya sukses mencetak 39 gol selama memperkuat Barito Putera dalam dua musim (data wikipedia).
Namanya pun kian dikenal oleh publik sepak bola tanah air saat berhasil menggondol predikat pencetak gol terbanyak dengan 22 gol di Liga Indonesia 2001.
Kegemilangannya membuat sejumlah tim tertarik kala itu. Dan Persipura menjadi klub yang beruntung mendapatkan jasanya. Ia resmi bergabung dengan Persipura atas rekomendasi Rudy Keltjes di Liga Indonesia 2003/2004.
Walau tak setajam instingnya semasa membela Barito Putera, Bako tetap sukses menghasilkan 15 gol dalam 28 kali penampilannya bersama Persipura.
Usai pamit dari Persipura, Bako tercatat sempat memperkuat Persema Malang, Persih Tembilahan dan PS Bengkulu. Kabar terakhir, dirinya sempat menjabat sebagai asisten pelatih Barito Putera U-21 di musim 2015/2016.
Ebanda Timothy
Berbeda dengan kompatriotnya, kabar gelandang Kamerun ini justru hilang bak ditelan bumi. Tak ada yang tahu persis di mana dan seperti apa nasibnya saat ini.
Usai meninggalkan Persipura di tahun 2004, informasi mengenai Ebanda sulit ditemukan. Padahal, gelandang berkarakter enerjik ini pernah menjadi salah satu pemain asing yang menonjol dalam sejarah kompetisi sepak bola Indonesia.
Ebanda bahkan menjadi salah satu legiun asing tersukses di Liga Indonesia dengan mengantarkan PSIS Semarang menjadi kampiun pada 1999 silam dan Persija Jakarta di edisi Liga Indonesia 2001.
Bahkan saat masih memperkuat Persipura, dirinya sempat didapuk menjadi wakil Eduard Ivakdalam untuk mengemban tugas sebagai kapten kedua.
Meski tak bertahan lama dan tak ada torehan prestasi semasa membela Persipura, namun nama duo Kamerun ini masuk dalam sejarah klub Persipura sebagai perintis atau pembuka jalan bagi pemain-pemain asing lainnya.
Di saat publik pecinta Persipura masih berharap penuh pada pemain lokal, Bako Sadissou dan Ebanda Timothy telah menjadi anomali dan mengubah wajah skuat Persipura.
Terbukti, Persipura mendapatkan gelar juara untuk pertama kalinya saat menggunakan jasa pemain asing di musim 2005.