INDOSPORT.COM - Megabintang Barcelona, Lionel Messi, memang tidak diragukan lagi jika hebat di lapangan. Akan tetapi dia punya satu kekurangan yakni belum pernah cicipi juara Piala Dunia, apakah karena kemampuannya masih kurang?
Dilansir laman berita Sport Bible, sebuah video menampilkan sepak terjang Messi ketika melakoni Piala Dunia 2014 silam. Berada di babak final, satu gol Mario Gotze sukses buat Timnas Argentina takluk atas Jerman dengan skor 0-1.
Meskipun Der Panzer sukses berjaya dengan mengangkat trofi Piala Dunia, ada satu hal yang cukup unik dimana pemain terbaik di babak pamungkas itu bukan dari tim jawara. Malahan sebagian besar Messi-lah yang mencuri jalannya pertandingan.
Dalam beberapa kesempatan terlihat tingkah Messi meliuk-liuk permainkan susunan formasi Timnas Jerman seorang diri. Sayangnya hal ini tak bisa diikuti oleh rekan setimnya, Gonzalo Higuain yang justru terlihat lebih sering kehilangan bola.
Most underrated performance in Leo Messi's career. He ran the show in the 2014 World Cup final, he was let down by his teammates. pic.twitter.com/gjB0VUtCtW
— World Cup (@FlFAWC2018) April 2, 2020
Alhasil hal ini sekaligus membuktikan jika Messi sejatinya bisa menangkan trofi sepak bola terbesar seantero planet jika saja memiliki rekan setim yang bisa mengimbangi permainannya. Tak ayal kemampuan La Pulga bukan lagi menjadi alasan kegagalan Timnas Argentina ketika menjalani kompetisi internasional.
Beruntung pasca laga kekalahan atas Timnas Jerman tersebut Messi masih layak mendapat hadiah hiburan berupa penghargaan pemain terbaik. Tapi ketika mendapat hadiah itu, penyerang Barcelona ini merasa masih belum cukup karena bukanlah sang jawara, hal tersebut disampaikan Sepp Blatter selaku mantan presiden FIFA.
"Messi bicara sendiri, dia berulang kali berkata terus menerus: 'Yang terbaik tapi bukan seorang pemenang,'" ucap Blatter menirukan sang bintang.
Hingga saat ini Messi belum juga berhasil mempersembahkan penghargaan terbaik bagi Timnas Argentina. Padahal saat dia membela Barcelona, winger berusia 32 tahun cenderung subur karena bisa memenangkan berbagai liga domestik dan liga Eropa.