INDOSPORT.COM - Liga Indonesia (Ligina) 2007/08 menjadi musim terakhir kompetisi sepak bola kasta teratas dengan menggunakan format dua wilayah.
Kala itu, PSM Makassar sebagai wakil provinsi Sulawesi Selatan harus dikeroyok tiga klub asal Sulawesi Utara.
Ligina 2007/08 bisa dibilang sebagai masa keemasan geliat dunia bal-balan pulau Sulawesi. Pasalnya, pada musim-musim sebelumnya dan setelahnya hingga kini, pulau yang berada di tengah Indonesia tersebut hanya selalu diwakili oleh PSM saja di kompetisi kasta teratas.
Pada musim terakhir sebelum berganti nama menjadi Liga Super Indonesia, PSM Makassar menjadi satu-satunya wakil provinsi Sulsel. Sedangkan provinsi Sulut mengirim tiga wakilnya yaitu Persma Manado, Persmin Minahasa, dan Persibom Bolaang Mongondow.
Pencinta sepak bola Indonesia khususnya dari pulau Sulawesi bahkan bisa menikmati 12 laga bertajuk 'Derby Sulawesi' dalam satu musim. Sebuah laga sarat gengsi yang tak pernah lagi dinikmati selepas Ligina 2007/08 hingga saat ini telah berganti nama menjadi Liga 1.
Lantas bagaimana kiprah PSM Makassar kala dikeroyok tiga klub asal Sulawesi Utara diajang Ligina 2007/08? Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT rangkum untuk anda.
PSM Masih Tangguh
Meski dikeroyok oleh tiga klub tangguh asal Sulawesi Utara, PSM rupanya masih tak tergoyahkan. Sebab fakta yang tertera di klasemen akhir wilayah timur Ligina 2007/08, posisi Pasukan Ramang berada jauh dari Persmin, Persma, dan Persibom.
PSM mengakhir musim diperingkat kelima dengan koleksi 57 poin hasil dari 17 kali menang, 6 kali seri, dan 11 kali kalah. Syamsul Chaeruddin dkk. kala itu mampu menghasilkan 43 gol dan kebobolan 33 kali dari 34 laga disepanjang musim.
Persmin Minahasa menjadi pesaing yang paling dekat dari PSM setelah mengakhiri wilayah timur Ligina 2007/08 diperingkat kedelapan. Osvaldo Moreno dkk. membukukan 53 poin setelah meraih 14 kemenangan, 11 seri, dan 9 kekalahan.
Selanjutnya ada Persibom diperingkat ke-10 dengan koleksi 46 poin hasil dari 13 kali menang, 7 kali seri, dan 14 kali kalah. Dari 34 laga disepanjang musim, Pedro Javier dkk. (eks Persija Jakarta) mengemas 41 gol namun harus kebobolan sebanyak 47 kali.
Sedangkan yang paling terakhir ialah klub ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Persma Manado. Klub berjuluk Badai Biru ini mengakhiri musim dua anak tangga di bawah Persibom, tepatnya diperingkat ke-12 dari 18 klub wilayah timur Ligina 2007/08.
Joice Sorongan dkk. hanya mampu mengasi 41 poin dari 34 laga disepanjang musim. Seluruh poin tersebut terdiri dari 10 kali kemenangan, 11 kali imbang, dan 13 kali menelan kekalahan dengan catatam 32 gol serta 50 kali kebobolan.
Berdasarkan klasemen akhir Ligina 2007/08, PSM Makassar dan Persmin Minahasa berhak naik tahta ke ajang Liga Super Indonesia (LSI) 2008/09. Sedangkan Persibom Bolaang Mongondow dan Persma Manado mandek di Divisi Utama.
Akan tetapi, Persmin dinyatakan tak memenuhi verifikasi dari PSSI untuk berkancah di LSI 2008/09, sehingga hanya PSM yang bertahan. Bahkan, klub berjuluk Manguni Makasiouw tersebut harus bangkrut lalu bubar akibat tak diperbolehkan menggunakan dana APBD.
Begitupun dengan Persma Manado yang harus dibubarkan setelah mengalami kebangkrutan akibat tak dapat lolos ke LSI. Sedangkan Persibom, klub asal Kotamobagu ini masih mampu mengikuti Divisi Utama 2009/10 sebelum ikut bangkrut pada musim 2011.