INDOSPORT.COM - Demi keseragaman dan meningkatkan nilai kompetisi, PSSI dan PT LIB perlu menerapkan aturan baku soal penggunaan lambang bintang di atas logo klub Liga 1.
Bali United sukses menjadi juara Liga 1 2019. Kesuksesan ini membawa perubahan mencolok kepada logo tim mereka di musim ini.
Untuk pertama kalinya Bali United menyelipkan satu buah bintang di atas logo klub sebagai tanda telah satu kali menjuarai Liga 1. Bali United mengikuti jejak sejumlah klub Indonesia lainnya yang juga menyematkan tanda bintang di atas logo klub.
Klub-klub Liga 1 Indonesia yang memiliki tanda bintang di atas logo klub di antaranya adalah Persija Jakarta (1 bintang), Persipura Jayapura (4), Persib Bandung (2), Persik Kediri (2), dan PSIS Semarang (1).
Namun, ada perbedaan makna di balik logo bintang-bintang tersebut. Baik Persib, Persipura, Persik, Bali United, dan PSIS, semuanya memasang jumlah bintang sesuai dengan jumlah gelar juara yang mereka raih semenjak penyatuan Liga Indonesia musim 1993/94 silam (termasuk era Liga 1).
Namun untuk Persija, satu bintang yang tersemat memiliki arti 10 gelar yang pernah mereka raih di persepakbolaan tertinggi Tanah Air semenjak perserikatan. Persija menganut regulasi di Serie A Italia di mana satu bintang setara dengan 10 gelar scudetto.
PSSI dan PT LIB sendiri tidak memberikan aturan khusus tentang penyematan tanda bintang di atas logo klub-klub Indonesia. Padahal, aturan ini penting dan lazim diterapkan di liga-liga top dunia.
Selain demi penyeragaman, regulasi penggunaan tanda bintang bisa menjadi cara sebuah tim untuk meningkatkan gengsi dan prestise.
Apabila tidak ada aturan, maka akan sangat janggal jika membayangkan ada enam bintang yang bersesakan memenuhi logo klub Persipura andaikata Tim Mutiara Hitam meraih dua gelar dalam waktu dekat. Maklum, penyematan satu bintang per gelar hanya lazim untuk kompetisi Piala Dunia yang mana digelar empat tahun sekali.
Meniru Liga-liga Elite Eropa
Di Eropa sendiri aturan penggunaan logo bintang diatur dengan jelas oleh federasi. Tentu saja tiap negara berbeda-beda dalam menerapkannya.
Di Serie A Italia sebuah bintang diberikan bagi tim yang telah meraih 10 gelar scudetto. Jika klub tersebut mampu meraih 20 gelar, maka tim tersebut berhak atas dua bintang, dan seterusnya.
Di Italia saat ini hanya ada tiga klub yang mendapatkan tanda prestise ini, yakni Juventus (3 bintang), AC Milan (1), dan Inter Milan (1). Juve sudah meraih lebih dari 30 gelar scudetto, sementara Milan dan Inter masing-masing 18 kali.
Cara yang dipakai Italia sama dengan Skotlandia. Klub Rangers dan Celtic menyematkan sampai lima bintang di atas logo klub sebagai tanda 50 lebih gelar liga yang mereka raih.
Selain Italia dan Skotlandia, negara lain yang memberikan satu bintang tiap 10 gelar antara lain adalah Norwegia, Swedia, dan Belanda.
Lain Italia lain Jerman. Di Bundesliga Jerman, penggunaan logo bintang sedikit lebih unik. Bintang pertama diberikan kepada tim yang meraih tiga kali juara Bundesliga, bintang kedua untuk gelar kelima, bintang ketiga untuk gelar ke-10, dan bintang keempat untuk gelar ke-20.
Bundesliga membatasi jumlah maksimal bintang yang boleh dipakai, yakni empat buah. Itu artinya apabila sebuah klub merebut gelar ke-30, jumlah bintang di atas logo klub tetap empat.
Satu-satunya klub yang mendapatkan empat tanda kehormatan ini adalah Bayern Munchen. Logo Munchen memiliki empat bintang sebagai tanda klub telah memenangi 29 gelar. Di belakang Munchen ada Dortmund dengan dua bintang sebagai pelambangan delapan gelar Bundesliga yang telah mereka dapat.
Sementara Liga Inggris dan Spanyol diketahui tak menerapkan aturan ini. Namun, berhubung tak ada klub yang berinisiatif sendiri memasang tanda bintang di atas logo klub, maka hal ini tak jadi masalah untuk diatur.
Liga lain yang menerapkan aturan penggunaan bintang adalah Turki. Jika 10 gelar untuk satu bintang terlalu banyak, maka di Turki satu bintang setara dengan lima gelar juara liga. Bintang akan didapat pada kelipatan kelima dari gelar yang didapat.
Tidak Ada di Aturan FIFA
Sebenarnya FIFA tak menerapkan aturan khusus soal logo bintang untuk klub-klub. FIFA sendiri membebaskan aturan ini.
Otoritas sepak bola tertinggi di dunia itu hanya mengatur penggunaan simbol bintang untuk negara pemenang Piala Dunia.
Namun, bukan berarti hal ini tak penting. Dalam kasus Indonesia, sejumlah klub telah berinisiatif meletakkan simbol bintang di atas logo.
Hal ini pun terkadang menimbulkan salah tafsir. Apalagi arti bintang tiap-tiap klub bisa berbeda. Demi keseragaman, mengapa PSSI secara resmi tidak memberlakukan aturan ini?
Toh negara tetangga seperti Australia sudah menerapkannya untuk pemenang A-League maupun Liga Champions Asia. Jika berani menerapkan aturan serupa, maka Indonesia bisa menjadi salah satu pionir di Asia Tenggara.