Liga Indonesia

Apa Kabar Cristian Carrasco, Jebolan Persebaya yang Kini Kesulitan Ambil Lisensi Pelatih

Rabu, 8 April 2020 20:14 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Arum Kusuma Dewi
© INDOSPORT/Persita Tangerang
Cristian Carrasco eks pemain Persita Tangerang. Copyright: © INDOSPORT/Persita Tangerang
Cristian Carrasco eks pemain Persita Tangerang.

INDOSPORT.COM - Jika menyebut nama Cristian Carrasco tentu penggemar sepak bola ingat dengan selebrasi khasnya mengenakan topeng tokoh film, Spiderman. Ia pernah menghiasi blantika sepak bola nasional dari 2003 hingga 2013 lalu.

Pria asal Chile itu pertama kali tiba di Indonesia pada 2002 dan membela Persim Maros selama dua musim. Meski baru pertama kali merumput di negeri ini, Carrasco langsung mencetak 15 gol gol di Divisi Satu musim 2002 dan 25 gol di 2003 sekaligus keluar sebagai pencetak gol terbanyak.

Catatan itu membuat Carrasco langsung diboyong Persebaya Surabaya pada musim 2004. Di Bajul Ijo, julukan Spiderman pun melekat pada diri Carrasco, karena ia mulai melakukan selebrasi tersebut pasca mencetak gol.

Berduet dengan Kurniawan Dwi Yulianto di lini depan, Carrasco mencetak 18 gol dalam 24 penampilannya. Musim itu cukup spesial bagi Carrasco dan Persebaya lantaran menjadi juara dengan status tim promosi.

Tim kebanggaan Bonek itu menang 2-1 atas Persija Jakarta (saat itu memimpin klasemen sementara dengan unggul dua poin dari Persebaya) di laga pamungkas dan menyingkirkan PSM Makassar yang memiliki poin sama yakni 51, namun unggul selisih gol.

"Keluarga saya semua mantan pemain sepak bola jadi saya suka bermain sejak kecil. Lalu saya ke Indonesia ditawari sama seseorang, ikut seleksi lalu dikontrak seperti biasa," tutur Carrasco mengenai awal perjalanan kariernya di Indonesia.

"Selebrasi topeng itu mulai 2004 di Persebaya. Sejak kecil saya memang menyukai Spiderman. Kemudian ada pikiran untuk menggunakan topeng itu untuk selebrasi, pasti menarik, lagi pula anak-anak di sini juga senang dengan Spiderman," imbuhnya menyoal selebrasi khasnya.

Setelah dari Persebaya, Carrasco lantas melanglang buana ke PSMS Medan, PSM Makassar, Persipura Jayapura, Persma Manado hingga Persita Tangerang. Pria 41 tahun itu juga sempat mencicipi Liga Thailand, Liga Malaysia, Timor Leste dan tentu saja Liga Chile, negara kelahirannya.

"Semua momen di setiap tim itu indah buat saya. Juara bersama Persebaya itu memang luar binatang (plesetan biasa ala Carrasco)," katanya.

"Pas naik ke ISL sama Persita juga (musim 2012). Pas juara sama PSMS Medan juga di Piala Bang Yos (2005), di Persipura juga sampai final Copa Indonesia (2006). Pokonya semunya lah," imbuh Carrasco.

Setelah memutuskan pensiun pada 2017 lalu, Carrasco sempat menjajal sepak bola antar kampung atau biasa dikenal dengan Tarkam. Bersama beberapa mantan pesepakbola lainnya, ia kerap beraksi di sekitar wilayah Jabodetabek.

Akan tetapi, kini Carrasco memutuskan fokus melatih. Ia berkonsentrasi pada sepak bola usia dini dengan menangani sekolah sepak bola di wilayah Tangerang dan juga melatih klub Liga 3, Banten Jaya FC.

"Sekarang latih SSB Young Warrior di BSD karena saya juga suka dengan anak-anak. Cuma kan sekarang di rumah ikut peraturan negara, gara-gara corona kan berhenti latihan juga," tuturnya.

Saat ini Carrasco memegang lisensi C AFC. Ia bertekad mengambil lisensi yang lebih tinggi untuk meningkatkan karier kepelatihannya, namun hal itu terganjal sejumlah hal yang membuatnya terpaksa menunda mimpi besarnya.

"Sudah lama punya C AFC, kemarin juga pegang tim Liga 3 di Serang. Tapi sekarang lagi tunggu kabar saja untuk ambil lisensi berikutnya. Kan di Indonesia gak dikasih buat orang asing jad hsrus ambil d negara lain," ujarnya.

"Saya sudah lama mau ambil lisensi berikutnya di sini, tapi katanya gak boleh (sama PSSI). Gak tahu kenapa tapi cuma untuk orang Indonesia," lanjutnya.

Di balik kesibukannya menjadi seorang pelatih, Carrasco mengaku menyimpan hasrat besar lain. Dia masih sangat ingin mendapat status Warga Negara Indonesia (WNI) yang hingga saat ini belum terealisasi meski sudah puluhan tahun tinggal di Tanah Air.

Carrasco mengatakan, sangat sulit mendaftar untuk menjadi WNI. Karenanya, ia sedikit cemburu dengan pemain lain yang baru datang ke Indonesia, namun lebih dahulu menjadi WNI.

"Memang gampang kalau ada yang bantu pasti cepat. Tapi, sampai sekarang saya gak ada yang bantu," tutup Cristian Carrasco.