INDOSPORT.COM - Pemain PSMS Medan, Yuda Risky Irawan, sedikit keberatan jika gajinya hanya dibayar 25 persen dari gaji bulanan yang diterimanya selama ini, selama kompetisi dihentikan.
Sebab pemain yang berhasil mengantarkan tim sepak bola Sumatera Utara (Sumut) lolos ke putaran final PON 2020 Papua ini hanya menerima gaji yang tidak besar setiap bulannya.
Pasalnya pemain berposisi sebagai gelandang ini masih menerima gaji bulanan di bawah Rp10 juta, sehingga cukup berat gaji dirinya dibayar 25 persen tiap bulannya.
"Pasti keberatan (gaji 25 persen). Masalahnya gaji saya tidak besar. Apalagi saya tulang punggung keluarga. Kecil sekali kalau dapat segitu," katanya, Rabu (08/04/20).
Lanjut Yuda, ia merasa keberatan karena tidak memiliki kerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebab ia hanya berprofesi sebagai pemain sepak bola untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Maka dari itu, pemain yang mengandalkan kaki kirinya ini sangat berharap pandemi virus Corona yang tengah mewabah di Indonesia dapat berakhir dan kompetisi dapat bergulir kembali.
"Saya tidak ada pekerjaan sampingan. Saya hanya fokus cari uang dari sepak bola. Makanya saya sangat berharap semoga wabah ini cepat berlalu dan kami bisa beraktivitas kembali," harapnya.
"Saya gak bakal kebayang jadinya andai kompetisi musim ini dihentikan total. Tentu ini akan berimbas kepada kami para pemain. Gaji pasti gak jalan itu," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, baik Liga 1 dan Liga 2 yang diikuti PSMS, dihentikan sementara waktu karena pandemi Covid-19 di Indonesia. Akibatnya PSSI menetapkan bulan Maret sampai Juni 2020 dalam status force majeure. Sehingga selama force majeure ini para pemain hanya digaji 25 persen tiap bulannya.
Akan tetapi khusus bulan Maret, PSMS tetap membayar penuh atau full gaji para pemain dan akan menerapkan keputusan PSSI untuk gaji bulan April sampai Juni mendatang.