INDOSPORT.COM - Mantan pemain sepak bola Inter Milan, Ezequiel Schelotto, mengenang masa-masa indahnya bersama klub tersebut, karena menjadi sosok yang dibenci klub Serie A Liga Italia, AC Milan, setelah hanya beberapa hari gabung ke Nerazzurri.
Inter Milan memang pernah memiliki nama besar yang bernama Ezequiel Schelotto. Bek yang kini masih berusia 30 tahun itu pertama kali merapat ke Giuseppe Meazza pada 2013 yang lalu setelah didatangkan dari Atalanta.
Ternyata, bisa bermain bersama Inter atau Nerazzurri adalah impian terbesarnya. Setelah resmi bergabung, Schelotto ternyata tidak langsung percaya bahwa impiannya berhasil terwujud. Apalagi, ia saat itu bisa langsung bermain bersama nama-nama besar.
"Saat itu adalah momen yang tidak bisa dijelaskan. Dari luar, Anda sudah bisa merasakan kehebatan klub ini. Begitu Anda berada di dalamnya, Anda akan langsung menyadari bahwa mereka jauh lebih hebat lagi," kenangnya seperti dilansir dari laman portal berit olahraga Sempre Inter.
"Saya bermain bersama para pemain yang telah menjadi bagian dari tim pemenang treble seperti Inter dan para pemain yang telah menjalani ratusan pertandingan bersama timnas masing-masing. Mereka juga ternyata sangat rendah hati," lanjutnya.
"Saat pertama kali datang, saya menjadi pendiam. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Saya bahkan membutuhkan waktu sampai tiga hari untuk benar-benar menyadari dimana saya berada saat itu. Di ruang ganti, (Javier) Zanetti duduk d sebelah kanan saya dan (Dejan) Stankovic di sebelah kiri saya. Itu adalah pengalaman yang luar biasa."
Setelah itu, Schelotto juga menceritakan tentang gol yang mampu ia ciptakan dalam pertandingan Derby dell Madonnina melawan rival sekota mereka, AC Milan, hanya beberapa minggu setelah ia resmi menjadi bagian dari Inter Milan.
"Itu juga kenangan yang tak bisa dilupakan. Orang-orang masih berterima kasih pada saya sampai hari ini dan para fans Milan juga masih membenci saya. Saat itu, ada sekitar 85 ribu orang yang hadir di stadium dan keluarga saya juga hadir di sana untuk menyaksikan gol pertama saya," lanjutnya.
"Saat itu, kami sedang tertinggal 0-1 dan sang pelatih meminta saya untuk bermain d sayap kanan. Kami lantas kembali ke lapangan dan saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya berlari ke kotak penalti lawan dan bolanya mengarah ke saya. Saya langsung melakukan sundulan dan ternyata berbuah gol."
"Sesaat setelah gol itu terjadi, saya seperti mendapat penglihatan tentang keluarga saya dan semua pengorbanan yang telah saya lakukan selama ini. Di akhir pertandingan, Presiden (Massimo) Moratti mendatangi saya dan mengatakan bahwa saya sudah masuk ke dalam sejarah klub melalui gol itu."
Pada 24 Februari 2013, Schelotto memang sukses menjadi pahlawan besar bagi Inter Milan atas rival sekota mereka, AC Milan. Meski tertinggal terlebih dahulu, ia ternyata mampu menjadi penyelamat dengan mencetak gol yang mana itu adalah gol pertamanya. Nerazzurri pun terhindar dari kekalahan dengan skor akhir 1-1.
Hal ini tentu membuat publik Rossoneri merasa dendam. Karena, bisa-bisanya seorang pemain yang baru gabung, mampu mencetak gol di laga besar sekelas Derby della Madonnina melawan AC Milan. Apalagi, itu adalah gol pertamanya dan terakhirnya bersama Nerazzurri.
Meski demikian, Inter ternyata sering meminjamkannya ke klub lain, dimulai dari Sassuolo pada 29 Agustus 2013, Parma pada 22 Januari 2014, dan Chievo pada 25 Agustus 2014. Akhirnya, pada 31 Agustus 2015, Schelotto melakukan kesepakatan bersama dengan Inter Milan dan ia pun pindah ke Sporting CP.
Saat ini, pemain sayap asal Buenos Aires, Argentina, tersebut memperkuat klub sepak bola asal Inggris yang bernama Brighton & Hove Albion sejak 2017. Namun pada 2019, ia sempat kembali dipinjamkan ke Chievo selama enam bulan.