INDOSPORT.COM - Bintang sepak bola Juventus, Paulo Dybala, menceritakan kisah harunya saat pertama kali mendapat panggilan dari Turin untuk tinggalkan Palermo dan bergabung dengan raksasa Serie A Liga Italia, Juventus.
Paulo Dybala adalah striker asal Argentina yang menjalani karier sepak bola seniornya pada 2011 yang lalu bersama Instituto, klub asal Argentina. Setelah bermain hanya satu tahun saja, ia akhirnya bergabung dengan Palermo dari Serie A Liga Italia.
Bersama klub yang berjuluk Rosanero itu, Dybala dianggap sebagai 'Sergio Aguero Baru' oleh presiden klub, Maurizio Zamparini. Ia juga mendapat julukan 'Si Bocah', lantaran usianya yang masih sangat muda saat merapat ke Stadion Renzo Barbera.
Dybala melakoni laga debutnya saat Palermo menghadapi Lazio di Serie A Liga Italia. Namun, salah satu momen paling menakjubkan adalah ketika ia mencetak gol pertama dan keduanya sekaligus dalam satu pertandingan, yaitu saat mereka mengalahkan Sampdoria dengan skor 2-0.
Si bocah asal Cordoba, Argentina itu ternyata tidak berhenti membuat kejutan. Pada babak pertama musim 2014/15, Dybala mampu mencetak 10 gol. Ia juga sukses membangun chemistry yang kuat bersama tandemnya, Franco Vazquez kala itu. Sampai akhirnya, Dybala menjadi top assists di musim tersebut dengan torehan 10 assists.
Hal ini ternyata langsung menarik minat raksasa Serie A Liga Italia, Juventus. Melansir dari laman portal berita olahraga Football Italia, sang pemain menceritakan kenangan manisnya saat pertama kali mendapat panggilan dari Juventus untuk merapat ke Turin.
"Saya masih ingat hari itu seolah baru terjadi kemarin. Saat itu, saya berada di rumah, di Palermo, dengan ibu saya dan yang lain. Kami membicarakan tentang apa yang akan terjadi, tim mana yang akan saya pilih, dan lain-lain. Ada banyak klub yang menghubungi saya," kenangnya.
"Namun, saya tidak mengatakan 'iya' atau 'tidak' kepada mereka. Saya juga tidak terlalu memberikan mereka harapan. Karena saya merasa, cepat atau lambat, saya akan mendapat panggilan dari Juventus," lanjutnya.
"Suatu hari, setelah makan siang, agen saya menelepon dan berkata bahwa saya mendapat panggilan dari direktur Juventus. Akhirnya, saya berbicara dengan Fabio (Paratici) dan dia mengatakan akan melakukan segala cara untuk memastikan saya bisa gabung Juventus."
"Saat itu, setelah saya menutup teleponnya, saya langsung lari ke ibu saya. Saya memeluknya dengan erat dan berkata bahwa saya tidak akan pergi kemanapun," pungkasnya.
Dybala, yang saat itu masih berusia sangat muda, memiliki insting kuat akan masa depan karier sepak bolanya. Bahkan, ia sampai menahan proposal yang diajukan oleh klub lain lantaran dirinya yakin bahwa Juventus atau Si Nyonya Tua akan menghubunginya.
Ternyata, firasatnya benar terjadi. Dybala yang baru saja berbicara dengan Paratici langsung memeluk ibunda tercinta lantaran tak kuasa menahan rasa bahagianya bisa bergabung dengan klub yang selama ini ia idamkan. Ia mengatakan tidak akan pergi kemanapun, karena ia akan segera merapat ke Turin.
Akhirnya, pada 4 Juni 2015, Bianconeri resmi mendapatkan tanda tangan sang pemain untuk kontrak selama lima tahun dengan biaya transfer 40 juta euro atau sekitar Rp703 miliar. Ia pun langsung mendapat nomor punggung 21 yang sebelumnya dikenakan oleh Andrea Pirlo, sang legenda timnas Italia.
Bersama raksasa Serie A Liga Italia tersebut, Paulo Dybala menjadi andalan sampai hari ini. Meskipun beberapa waktu yang lalu, ia pernah mengatakan tidak bisa mengimbangi gaya permainan Cristiano Ronaldo, tapi kenyataannya 'Si Bocah' tetap mampu bertahan di lini depan skuat Maurizio Sarri.
Bersama Palermo, Paulo Dybala menorehkan 21 gol dan 16 assists dari total 93 pertandingan yang ia jalani. Sedangkan bersama Juventus, ia sukses menyumbang 91 gol dan 36 assists dari total 216 penampilannya di semua kompetisi sepak bola.