INDOSPORT.COM - Salah satu legenda klub Liga 2 PSMS Medan, Tumsila, menceritakan awal-awal kejayaan PSMS di era tahun 1960-an atau kala tim berjuluk Ayam Kinantan itu meraih gelar juara pertama kali pasca klub itu berdiri pada tahun 1950.
Bahkan, pria yang dijuluki sebagai Si Kepala Emas ini juga menyebut sebelum dijuluki Ayam Kinantan, PSMS lebih dulu dijuluki sebagai 'The Killers'.
"Sejak PSMS berdiri 1950 sampai tahun 1966, PSMS belum pernah juara. Bahkan, Ramli dan Ramlan Yatim, Jusuf Siregar, pada era 1950-an PSMS belum pernah juara," kata Tumsila, kemarin.
"Waktu itu hanya pernah runner-up sebanyak dua kali (1954 dan 1957). Baru menjadi juara pada tahun 1967 (kompetisi masih bernama Kejurnas PSSI)," lanjutnya.
Saat PSMS meraih gelar perdana di Liga Indonesia itu, lanjut Tumsila, dirinya merupakan salah satu 'aktor' dalam keberhasilan tersebut. Bahkan, sebelumnya dia juga mengantarkan PSMS junior berprestasi.
"Awal saya junior dulu menjadi juara Piala Soeratin tahun '67, kala itu ada empat orang yang naik dari junior ke senior, salah satunya saya," ungkapnya
"Setelah itu saya masuk tim senior dan akhirnya sejak berdiri untuk pertama kalinya PSMS senior menjadi juara di kompetisi utama PSSI tahun '67 itu," kenangnya lagi.
Karena kesuksesan menjadi kampiun di kasta tertinggi PSSI 1967 tersebut , lanjut Tumsila lagi, PSMS mewakili Indonesia untuk tampil di turnamen Aga Khan Gold Cup 1967 (Banglades).
"Di kompetisi itu (Aga Khan Gold Cup 1967) kita berhasil juara. Artinya di tahun itu PSMS langsung raih tiga gelar juara (trable)," ucapnya.
"Kebetulan di final Aga Khan Gold Cup itu PSMS menang 2-0 di final dan semua gol itu saya yang buat lewat kepala dan sepulang dari sana lah saya dapat julukan Si Kepala Emas yang diberikan Pangdam Bukit Barisan saat itu, Sarwo Edhie Wibowo, yang tak lain merupakan bapak mertua Presiden SBY," pungkasnya.