INDOSPORT.COM - Julukan Ayam Kinantan saat ini melekat kepada PSMS Medan. Namun, tahukah Anda bahwa klub Liga 2 2020 itu sebelumnya dijuluki sebagai 'The Killer'?
Salah satu legenda PSMS, Tumsila, mengatakan julukan The Killer mulai ada pada era dekade awal-awal berdirinya PSMS pada 1950-an silam, kala masih diperkuat para legenda seperti kakak-beradik Ramli dan Ramlan Yatim, Jusuf Siregar dan lainnya.
"PSMS dijuluki itu karena setiap tim luar negeri (seperti Ajax Amsterdam dan lainnya) itu main di Medan pasti kalah. Itu era 1950-an sebelum saya main," kata Tumsila, Sabtu (11/4/20).
"Di tempat lain, klub-klub luar itu menang (main di kota-kota lainnya di Indonesia), tapi saat main di Medan mereka kalah. Itulah awal PSMS dijuluki The Killer. Dan, saat era saya main (1960-an sampai 1970-an) , julukan itu masih dipakai," lanjutnya.
Tumsila menambahkan, awal mulanya PSMS dijuluki Ayam Kinantan dan melekat terus sampai saat ini di 1980-an, saat PSMS diperkuat pemain era Ponirin Meka.
Pada era tersebutlah, lanjut Tumsila, manajer PSMS pernah membawa ayam jago ke Stadion Kebun Bunga Medan (komplek latihan PSMS), sehingga dari situ mulai julukan Ayam Kinantan tersebut.
"Dan sebenarnya julukan Ayam Kinantan itu punya Medan Putera (anggota klub PSMS) dan banyak pemain dari Medan Putera main di PSMS. Termasuk saya juga berasal dari Medan Putera," cerita Tumsila.
"Saking banyaknya bibit pemain di Medan Putera dibuat lagi satu klub yang namanya Kinantan dan du bendera Medan Putera itu ada gambar bola dan diatasnya ada ayam jago. Itulah asalnya," lanjutnya.
Akan tetapi, sambung Tumsila, ia sedikit prihatin setiap tim kebanggaan Kota Medan itu kalah. Sebab, julukan Ayam Kinantan tak lagi melekat dan disindir menjadi Ayam Sayur.
"Kalau PSMS kalah malah dijuluki Ayam Sayur. Sedih juga saya dengarnya. Itulah asal muasalnya Ayam Kinantan yang terus melekat sampai saat ini," pungkasnya.