INDOSPORT.COM - Klub Liga 1 PSM Makassar ikut memangkas gaji para pemain, pelatih, dan stafnya untuk beberapa bulan ke depan. Hal tersebut harus dilakukan akibat keuangan klub tergerus akibat kompetisi Liga 1 2020 lumpuh total.
Kebijakan manajemen PSM tersebut sebagai upaya untuk menyelamatkan diri dari kebangkrutan. Pasukan Ramang tak mendapatkan pemasukan sejak pertengah Maret lalu hingga Juni mendatang. Sekali lagi, diakibatkan oleh pandemi virus corona.
Seperti yang dikatakan oleh CEO Munafri Arifuddin, pihaknya berpedoman kepada Surat Keputusan PSSI nomor 48/SKEP/III-2020. Manajemen PSM pun akan memangkas gaji hingga 75 persen dari besaran yang tertera dalam kontrak kerja.
"Coba lihat, tidak ada lagi laga dan aktivitas sosial lainnya, semua kena dampaknya. Jadi mau tidak mau PSM harus membayar gaji sebesar 25 persen saja mengacu dari surat keputusan PSSI itu," ungkap Munafri, Senin (13/04/20).
Selain itu, Munafri juga sedang menunggu hasil dari gugatan yang dilakukan oleh Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) kepada PSSI. Mereka menilai federasi sepak bola Indonesia mengambil kebijakan sepihak soal pemotongan gaji.
Oleh karena itu, APPI meminta PSSI untuk merevisi kebijakannya tersebut. Kemudian dalam merumuskan kebijakan yang baru, mereka berharap bisa dilibatkan agar tak ada satupun pihak yang merasa dirugikan di tengah pandemi saat ini.
"Saya dengar juga ada gugatan dari asosiasi pemain. Ya, saya juga menunggu realisasi dari gugatan tersebut, seperti apa keputusan akhirnya," tutur pengusaha berusia 44 tahun ini lagi.
PSM Makassar saat ini tengah meliburkan seluruh pemain, pelatih, dan stafnya sejak Senin (16/03/20) lalu. Rencananya, jika pandemi virus corona di Indonesia telah mereda, Pasukan Ramang bakal menghelat latihan rutin pada 1 Juni 2020 mendatang.