In-depth

Menanti Dana Bantuan FIFA, Kepada Siapa PSSI Mesti Berikan?

Senin, 13 April 2020 21:40 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Eli Suhaeli/INDOSPORT
FIFA berencana memberikan bantuan ke federasi negara-negara anggotanya di dunia dengan nilai triliunan rupiah, PSSI pun dituntu mengelola dengan baik. Copyright: © Eli Suhaeli/INDOSPORT
FIFA berencana memberikan bantuan ke federasi negara-negara anggotanya di dunia dengan nilai triliunan rupiah, PSSI pun dituntu mengelola dengan baik.

INDOSPORT.COM - FIFA berencana memberikan bantuan ke federasi negara-negara anggotanya di dunia dengan nilai  total triliunan rupiah, PSSI pun dituntut bisa mengelolanya dengan baik. 

Induk federasi sepak bola dunia (FIFA) berencana memberikan bantuan ke federasi negara-negara anggotanya di dunia dengan nilai total sebesar Rp44 triliun.

Kabar ini sendiri datang dari laman resmi AFF. FIFA disebut memiliki simpanan sekitar 2,7 miliar dolar (Rp44 triliun) yang bisa diberikan untuk membantu kondisi finansial federasi-federasi yang sepak bola yang terdampak pandemi virus corona. 

Nantinya, FIFA akan berkoordinasi dengan federasi sepak bola negara anggota, hingga konfederasi seperti AFC, UEFA, OFC, Conmebol, CONCACAF, dan CAF. 

Kabar ini sendiri sudah masuk ke telinga ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan alias iwan Bule. Namun begitu, sampai saat ini Iwan Bule belum menerima laporan resmi dari FIFA terkait dana bantuan industri sepak bola tersebut. 

Pandemi COVID-19 memang memporakporandakan sepak bola di dunia. Ratusan kompetisi sepak bola harus dihentikan demi menghindari penyebaran virus corona. 

Tak cuma di Eropa, Indonesia pun ikut terdampak karena krisis kesehatan ini. LIga 1 dan Liga 2 resmi dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan. 

Kondisi ini mengakibatkan kerugian finansial besar bagi klub-klub Tanah Air. Sebagai imbasnya, PSSI pun mengizinkan klub-klub untuk menggaji pemainnya di angka 25 persen saja.

Untuk Siapa Bantuan Diberikan?

Dana FIFA sebesar Rp44 triliun yang dibagi-bagi ke ratusan federasi anggota tentunya jadi angin segar bagi PSSI dan sepak bola Indonesia. 

Sebab, banyak pihak yang harus merugi karena kompetisi terhenti. Untuk kasus Indonesia, pemain jadi salah satu yang paling dirugikan karena pemotongan gaji di Liga 1 menyentuh angka 75 persen, atau yang terbesar di Asia Tenggara dan bahkan termasuk yang tertinggi di Asia dan dunia. 

Entah bagaimana perhitungan PSSI hingga angka 25 persen muncul, yang jelas kondisi ini menggambarkan bahwa kerugian yang harus diterima klub sangat besar. 

Bahkan, klub Persita Tangerang mengambil keputusan kontroversial dengan menggaji pemainnya hanya 10 persen saja. Hal ini pun mengundang banyak kritikan.

Selain klub, tim nasional juga ikut terdampak di mana gaji pelatih, staf pelatih, dan ofisial harus dipotong hingga setengahnya. 

Yang paling memprihatinkan tentu saja kondisi wasit Tanah Air yang mesti menganggur karena tidak adanya pertandingan. Maklum, gaji yang mereka terima adalah per pertandingan.  

PSSI sendiri masih terus mencari formula untuk memberikan bantuan untuk wasit."Situasi saat ini memiliki dampak cukup besar kepada semuanya termasuk wasit. Yang jelas kita tunggu saja ya ke depannya," ujar Iwan Bule. 

Sepak bola Indonesia mandek karena terhentinya pemasukan dari sponsor dan hak siar tv. Jumlah resminya sendiri belum diumumkan. Namun diyakini pemasukan dari sponsor dan hak siar tv berkontribusi kepada 70 persen pemasukan klub. 

Maka dari itu, andai FIFA betul-betul memberikan bantuan tersebut, maka PSSI harus bergerak cepat dan bijak dalam menyalurkan bantuan. Klub tentu harus dinomorsatukan.

Diharapkan, dengan adanya tambahan bantuan, pemain bisa menerima gaji sampai 30-35 persen. Begitu juga dengan pelatih dan staf ofisial lainnya. 

Yang pasti, hitung-hitungan yang cermat mesti dilakukan agar bantuan yang diberikan adil sesuai kebutuhan klub dan bukan jadi ajang bancakan orang-orang tak bertanggung jawab. 

Kemudian yang tak kalah penting adalah bantuan kepada puluhan wasit yang memimpin laga Liga 1 dan Liga 2. Subsidi yang adil harus diberikan kepada mereka lantaran pemasukan hampir kosong karena tak adanya pertandingan. 

PSSI juga perlu memikirkan mereka yang bekerja di timnas segala umur. Andai kabar bantuan ini benar adanya, PSSI diharapkan mampu mengelolanya dengan baik dan bertanggung jawab.