Liga Indonesia

Optimistis Liga 2 Kembali Bergulir, PSIM Yogyakarta Enggan Pikirkan Turnamen Pengganti

Senin, 13 April 2020 17:15 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Lanjar Wiratri
© Media PSIM
Klub Liga 2 PSIM Yogyakarta enggan memikirkan turnamen pengganti kompetisi yang berhenti. Copyright: © Media PSIM
Klub Liga 2 PSIM Yogyakarta enggan memikirkan turnamen pengganti kompetisi yang berhenti.

INDOSPORT.COM - Dalam beberapa hari terakhir muncul rumor akan bergulirnya turnamen pengganti kompetisi sepak bola Indonesia. Liga 1 dan 2 saat ini tengah vakum akibat dari pandemi virus Corona di Tanah Air. Namun klub peserta Liga 2, PSIM Yogyakarta, enggan terlalu memikirkan perihal turnamen tersebut.

PSSI dikabarkan menyiapkan opsi turnamen sebagai pengganti jika kompetisi benar-benar terhenti. Namun, Manajer PSIM Yogyakarta David MP Hutauruk justru optimistis kompetisi musim ini bisa kembali dilanjutkan.

"Saya rasa masih ada kesempatan bahwa kompetisi ini akan kembali berjalan sekitar Juli atau paling lambat September. Kalau kita bicara Liga 2, saya rasa waktunya masih mencukupi meski nanti harus diputar sampai Januari tahun depan," kata David kepada INDOSPORT, Senin (13/04/20).

"Jadi tidak usah memaksakan untuk membuat turnamen lain. Masih ada waktu Liga 2 untuk aktif kembali, apalagi sekarang tanpa 8 besar sehingga masih bisa dikejar," tambah dia.

David memaparkan, ada banyak hal yang harus difikirkan sebelum memutuskan menggelar ajang alternatif. Sebab, pengaruh besar bakal dirasakan seluruh klub, terutama faktor operasional.

Dia mengambil contoh, jika nanti turnamen menggunakan format sistem gugur, operasional klub jadi tidak efisien. Untuk itu, pihaknya berharap seluruh klub diajak berembuk terlebih dulu untuk menentukan langkah kompetisi sepak bola Indonesia.

"Kalau nanti turnamen terkesan 'seadanya' atau hanya sekadar jalan saja, pasti memberatkan operasional tim. Belum lagi jika menggunakan home turnamen, ya tidak ada pemasukan kecuali yang dapat jatah tuan rumah. Misalnya seperti itu," ucap David.

"Tapi apapun nanti kita tetap manut apa yang akan diputuskan federasi. Kita hanya sebatas memberi masukkan agar mendapatkan keputusan yang terbaik," ujar pria yang tinggal di Jakarta tersebut.