INDOSPORT.COM – Adriano Galliani merupakan tokoh penting dalam sejarah AC Milan mengingat ia pernah menghabiskan waktu 31 tahun untuk memimpin klub. Pada era kepemimpinan Silvio Berlusconi, Galliani menjadi wakil presiden dan CEO pada periode 1986-2017.
Di bawah bimbingannya, AC Milan menahbiskan diri sebagai salah satu klub terbaik di Eropa dengan 5 gelar Liga Champions dan 8 gelar juara liga Serie A Italia.
Bukan cuma itu, di bawah kepemimpinan Galliani pula Milan berhasil mengumpulkan talenta-talenta terbaik sepak bola. Mulai dari generasi Marco van Basten, hingga Kaka serta Andriy Shevchenko berhasil diboyongnya ke San Siro.
Namun dalam pernyataannya kepada MilanLive, Gallani mengungkapkan dua nama yang menjadi penyesalan terbesarnya selama memimpin Milan.
Uniknya, di sepak bola Italia, kedua nama itu kini sama-sama lebih identik dengan Juventus, yakni Alessandro Del Piero dan Cristiano Ronaldo.
“Saya benar-benar menyesal tentang dua pemain. Alessandro Del Piero ditawarkan kepada kami dengan nilai 5 juta euro oleh Padova, tapi kami tidak yakin. Itu nilai yang besar untuk anak yang masih sangat muda. Kemudian ia bergabung dengan Juventus,” katanya.
“Penyesalan yang lainnya adalah Cristiano Ronaldo. Kasusnya sama, Sporting meminta harga yang sangat besar untuk bocah yang baru berusia 16 tahun.”
Del Piero sendiri diketahui bergabung ke Juventus dari Padova dan menjelma menjadi legenda klub tersebut. Ia mencetak 208 gol bersama Juventus dan membawa Si Nyonya Tua 8 kali menjuarai Serie A dan 1 kali Liga Champions.
Sementara itu, Ronaldo kini dikenal sebagai megabintang dan salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah. Usai meninggalkan Sporting, ia bergabung dengan Manchester United sebelum kemudian hijrah ke Real Madrid dan kini berlabuh bersama Juventus.
Lebih lanjut, Galliani juga mengaku sempat berupaya mendatangkan Francesco Totti dari Roma. Namun meski gagal mendatangkannya, ia mengaku tidak menyesal karena Milan memang tak punya peluang mengingat kecintaan Totti yang amat besar terhadap Roma.
“Kami mendekatinya sejak lama, tapi dia memang tak pernah ingin meninggalkan Roma,” tutupnya.