INDOSPORT.COM – Dihentikannya kompetisi Liga 1 2020 membuat klub-klub peserta berusaha memutar otak untuk tetap bisa menggaji pemain walaupun tidak ada aktifitas.
Salah satu klub yang berusaha untuk memenuhi hak pemain adalah PSIS Semarang. Manajemen klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini tetap berusaha memenuhi gaji pemain sesuai dengan instruksi PSSI.
Sebenarnya manajemen PSIS juga pernah menghadapi persoalan harus membayar gaji saat kompetisi tiba-tiba dihentikan. Hal ini terjadi pada tahun 2015 silam pada saat PSSI dihukum oleh FIFA dan tidak ada pertandingan resmi di Indonesia.
Namun menurut manajemen PSIS, masalah di tahun 2015 dan 2020 sangat berbeda. “Keadaan seperti ini tidak ada yang menginginkan. Kalau misal klub berhenti dan boleh uji coba, saya kira tidak masalah karena klub masih bisa mencari uang,” tutur General Manager PSIS Wahyu Winarto, Selasa (14/04/20).
Di tahun 2015 silam, PSIS yang batal mengikuti kompetisi Divisi Utama tetap mendapatkan beberapa tambahan dengan adanya laga uji coba dan Piala Polda Jateng.
Adanya uang dari tiket tentu bisa membantu manajemen PSIS dalam mengelola uang dan membayar hak pemain.
Dengan kondisi seperti ini, Wahyu Winarto berharap para pemainnya bisa memaklumi gaji yang dipotong karena manajemen PSIS mencoba tetap memenuhi kewajiban sesuai aturan PSSI.
“Kondisinya memang berbeda, jadi kami harap para pemain PSIS bisa memaklumi kondisi yang ada,” kata Liluk.
Sesuai aturan dari PSSI, PSIS wajib membayarkan gaji sebesar 25 persen dari Bulan Maret – Juni kepada para pemain walaupun kompetisi Liga 1 2020 dihentikan akibat Corona.