INDOSPORT.COM – Bukan hanya pengunduran dirinya yang mengejutkan, pengangkatan Ratu Tisha sebagai Sekjen PSSI juga diwarnai dengan rumor rekayasa.
Secara mengejutkan Sekjen (Sekertaris Jendral) PSSI Ratu Tisha mengumumkan pengundurnan dirinya melalui media sosial Instagram, Senin (13/04/20).
Terjadi secara tiba-tiba, pengunduran diri Ratu Tisha lantas menjadi perdebatan publik sepak bola Indonesia. Terutama soal hal yang mendasari pengunduran dirinya itu.
Padahal banyak kalangan menilai, wanita 35 tahun itu cukup sukses memberikan kontribusi di sepak bola Indonesia. Seperti misalnya menggelar komeptisi Liga 1 Putri hingga menjadikan Indonesia tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Meski cukup mampu mencatatkan prestasi, kisah perjalanan Ratu Tisha sebagai Sekjen PSSI sebenarnya memang tak berjalan mulus begitu saja. Berbagai drama sempat mewarnai, bahkan sejak hari pertama dirinya dinyatakan terpilih sebagai Sekjen PSSI, drama mengenai rumor rekayasa pun sempat hadir.
Cerita bermula saat Ratu Tisha Bersama 23 orang lainnya mengajukan diri menjadi bakal calon Sekjen PSSI pada bulan Mei 2017.
Dari bakal calon itu, PSSI kemudian melakukan serangkaian fit and proper test, untuk menyeleksi ke dalam jumlah yang lebih sedikit lagi. Tes tersebut meliputi, tes kesehatan, hingga tes kompetensi.
Hasilnya nama Ratu Tisha pun mampu melewati rangkaian tes tersebut, hingga lolos dalam lima kandidat calon Sekjen PSSI. Bersama empat nama lainnya, Rudolf Yesayas, Alvin Papatria, Alief Syachviar, dan Norman Tri Aprianto.
Tak berhenti sampai disitu, Ratu Tisha Bersama kandidat lainnya pun masih harus menjalani tes terakhir. Berupa wawancara mendalam dengan Komite Eksekutif PSSI Kamis (25/05/17).
Dengan proses Panjang dan terhitung baru dalam prosese pemilihan Sekjen PSSI itu, secara mengejutkan nama Ratu Tisha akhirnya muncul sebagai nama yang dipilih Ketua Umum PSSI kala itu, Edy Rahmayadi.
Dengan usia muda dan gelar Master FIFA yang disandangnya, angin segar memang dibawa dalam dengan terpilihnya Ratu Tisha. Apa lagi dirinya merupakan sosok wanita pertama yang bisa mengemban jabatan penting di sepak bola Indonesia itu.
Tak melulu sambutan baik, dengan proses panjang tersebut, penunjukan Ratu Tisha saat itu juga sempat mendapatkan sindiran negatif. Banyak pihak yang menilai, serangkaian fit and proper test tak lebih dari sekdar rekayasa untuk akhirnya memang memuluskan langkah Ratu Tisha untuk mendapatkan jabatan Sekjen tersebut.
Saking kencangnya tudingan tersebut sampai membuat Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi turut buka suara. Meski tak tegas membantah atau membenarkan tudingan tersebut, Edy Rahmayadi saat itu menilai publik sepak bola Indonesia tak perlu lagi memperdepatkan terpilihnya Ratu Tisha sebagai Sekjen PSSI, karena pada akhinya keputusan itu merupakan hak prerogative dirinya sebagai Ketua.
"Mau rekayasa atau tidak rekayasa, statuta menyatakan sekjen itu adalah hak preogratif Ketum PSSI. Jadi kalau saya mau, untuk apa saya rekayasa- rekayasa, jelas status itu adalah wewenang saya yah," ujar Edy kala itu di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (08/07/17).
Menurut Edy Rahmayadi, sesuai tes yang diajalankan Ratu Tisha memang merupakan sosok terbaik. Sosok yang sudah teruji lewat serangakain tes, dan kehadirannya sebagai Sekjen juga merupakan persiapan, kelak bisa memimpin PSSI.
"Kita perlu fair berpikir, saya kumpulkan Exco, dan saya minta pendapat mereka. Dicarilah orang-orang Indonesia yang terbaik untuk menjadi Sekjen karena saya berpikir kedepan Insya Allah lima sampai sepuluh tahun yang akan datang Sekjen akan menjadi ketua umum PSSI," kata Edy.
Meski diwarnai perdebatan, jabatan Sekjen PSSI pada akhirnya memang bisa dijalankan dengan cukup baik oleh Ratu Tisha. Meski pada akhirnya, seperti Edy Rahmayadi juga, Ratu Tisha tak bisa menyelesaikan tugasnya hingga akhir jabatan, dirinya mundur di tengah sorotan DPR dan Liga 1 2020 yang sedang terhenti kini.