INDOSPORT.COM - Final Liga Champions 2010-2011 masih menjadi mimpi buruk bagi Manchester United ketika takluk dari Barcelona. Rio Ferdinand pun mengakui sosok Lionel Messi saat itu ibarat pembunuh.
Ferdinand yang juga pemain bertahan Setan Merah cukup mengakui kehebatan Messi yang notebene masih muda kala itu. Dibungkam 1-3 oleh Blaugarana, dirinya tidak bisa berkata apa-apa ketika habis di Wembley.
Legenda sepak bola Manchester United ini menuturkan bahwa Barcelona telah memberikan pelajaran telak bagi skuat Manchester United ketika menjalani laga pamungkas perebutan trofi juara seantero Eropa tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, Rio Ferdinand menganggap Lionel Messi alias si La Pulga telah merenggut kebebasan timnya. Para pemain Manchester United pun merasa malu kalah di final Liga Champions tersebut.
"Barcelona benar-benar telah memberikan kami pelajaran mutlak di Wembley. Saya hanya bisa melihat mereka mengangkat trofi. Bersama Ryan Giggs serta Paul Scholes, saya berkata 'Aku malu, guys' sambil tangan menutup mulut," bongkar Ferdinand dilansir Give Me Sport.
"Dia (Messi) seorang pembunuh, Ronaldinho juga di luar dugaan karena seolah menjadi penyihir lapangan. Messi benar-benar luar biasa dia mampu lakukan semua, selalu saja ada gol atau assist tercipta tiap dia lancarkan aksinya," tutupnya.
Pada pertandingan babak akhir perebutan trofi Liga Champions itu, Messi tak hanya sukses mengobrak-abrik pertahan Manchester United, melainkan juga mencetak gol dan assist untuk rekan setimnya. Tak hanya sekali, kekalahan di final juga terjadi pada tahun 2009 silam di panggung yang sama.
Messi pun juga menjadi sosok penghancur Manchester United di Liga Champions saat itu. Tak heran ketika Barcelona kembali menggagalkan langkah The Red Devils, hal itu membuat Rio Ferdinand muak dengan sosok winger asal Argentina itu.
Messi sendiri secara mengejutkan menjadi Man of the Match atau pemain paling berpengaruh pada babak final Liga Champions kala itu. Seperti kata Ferdinand, predikat itu tidak lepas dari sepak terjang sang bintang ketika di lapangan.