INDOSPORT.COM – Timnas Indonesia dan Thailand sama-sama memiliki calon bek naturalisasi yang bermain di Eropa. Berikut perbandingan Elkan Baggott dengan Anthonio Sanjairag.
Berkat adanya sosok Anthonio Sanjairag ini bisa saja membuat Thailand untuk membatalkan usahanya untuk menaturalisasi bek berdarah Indonesia Elkan Baggott.
Sekedar mengingatkan kembali, Elkan Baggott yang merupakan pemain blasteran Inggris-Indonesia, kabarnya ingin dibajak oleh Timnas Thailand.
Media Vietnam, Thethao, menyebutkan Thailand kepincut dengan bakat Elkan Baggott. Situs itu secara gamblang menuliskan, Thailand bakal berusaha merebut Elkan Baggott agar tak membela Timnas Indonesia.
"Thailand dan Indonesia bersaing memperebutkan bintang muda dari Inggris untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022," tulis Thethao.
"Media Thailand mengutip surat kabar Indosport Indonesia yang mengatakan bahwa tim nasional kedua negara sangat memperhatikan bakat muda Elkan Baggott, seorang pemain Ipswich yang bermain di Divisi Pertama Inggris," lanjutnya.
Namun Timnas Indonesia nampaknya tak perlu terlalu khawatir sepertinya, ada kemungkinan Thailand mulai enggan merebut status Elkan Baggott.
Pasalnya, kini Thailand juga memiliki bek muda yang mentas di Liga Swedia, dan kualitasnya tampak lebih hebat ketimbang Elkan Baggott, yaitu Anthonio Sanjairag.
Menurut laporan Transfermarkt, Sanjairag telah memainkan enam pertandingan bersama Djurgardens IF U-19 sebanyak 6 laga. Sedangkan di Djurgardens U-21, ia tampil satu kali.
Bersama Djurgardens IF U-19, Anthonio Sanjairag tampil cukup apik. Dari 6 laga, ia mampu membantu timnya meraih 4 kemenangan dan hanya menelan dua kekalahan.
Terhitung, Anthonio Sanjairag berhasil meraih satu clean sheets saat bertemu dengan Lidingo U-19. Saat itu Djurgardens U-19 sukses memenangkan laga dengan skor 2-0.
Ketika dipromosikan ke tim U-21, Anthonio Sanjairag nyatanya tidak memiliki catatan apik. Dari satu kesempatannya, Anthonio Sanjairag menelan kekalahan 3-5 dari Orebro SK U-21.
Meski baru menginjak usia 17 tahun, Anthonio Sanjairag nyatanya pernah diberikan kesempatan masuk ke dalam skuat utama Djugardens IF.
Momen itu terjadi ketika Djurgadens IF bertandang ke markas Hacken pada pertandingan pekan ke-4 Liga Swedia 2019. Namun sayangnya, sang bek tak diberikan menit bermain.
Meski begitu, diberikan kesempatan bergabung bersama tim senior di kasta teratas sepak bola Swedia sudah menjadi pencapaian yang cukup apik bagi pemain muda.
Sementara itu, Elkan Baggott juga memiliki karier yang cukup baik di kompetisi Liga Inggris usia muda bersama Ipswich Town U-18. Ia memiliki berbagai prestasi di klub tersebut.
Elkan Baggott sendiri saat ini telah menunjukkan kualitasnya bersama Ipswich U-18. Menurut pelatih Ipswich U-18, Adam Atey, Elkan Baggott merupakan sosok bek yang sangat tangguh.
“Elkan memiliki fisik yang bagus. Dia tenang dalam menguasai bola tetapi tidak takut untuk mempertahankan (area) saat diperlukan.”
“Kuat dan dinamis. Dia berkembang sepanjang waktu sebagai bek,” ujar sang pelatih seperti dilansir East Anglian.
Tak hanya kuat dalam bertahan, nyatanya pemain bertahan yang saat ini usianya masih menginjak 17 tahun tersebut juga cukup sering membantu produktivitas tim.
Menurut laporan beberapa media Inggris, Elkan Baggott telah membantu mencetak masing-masing satu gol saat timnya menghadapi Sheffield Wednesday U-18 dan Sparta Rotterdam U-18.
Ia juga kembali mencetak gol ketika menghadapi Cardiff City U-18. Ia mengaku mencetak satu gol saat dihubungi langsung oleh redaksi INDOSPORT.
"Kami mengalahkan Cardiff City 3-1, berawal dari kemelut di kotak penalti Cardiff dan saya coba memanfaatkannya dengan kaki di depan gawang," ucap Elkan Baggot kepada INDOSPORT.
"Ini gol kedua saya musim ini, gol pertama terjadi saat laga melawan Sheffield Wednesday dan itu membantu tim meraih kemenangan dengan skor 1-0," tambahnya.
Lalu siapakah yang lebih baik antara Elkan Baggott dengan Sanjairag? Meski nantinya jawaban itu sedikit subjektif, namun masing-masing bek calon naturalisasi Timnas Indonesia dan Thailand ini berpotensi menjadi pemain kelas dunia. Patut dinantikan.