Liga Indonesia

Superior, 3 Kemenangan Mencengangkan yang Diukir Arema Era ISL (2008-2015)

Rabu, 15 April 2020 12:25 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Indra Citra Sena
© INDOSPORT
Logo klub Liga 1, Arema FC. Copyright: © INDOSPORT
Logo klub Liga 1, Arema FC.

INDOSPORT.COM - Jargon bahwa haram kalah di kandang sendiri benar-benar tersemat pada karakter Arema. Setiap pemain sepertinya selalu paham bagaimana cara memberikan hiburan menarik bagi ribuan Aremania.

Meraih kemenangan di kandang menjadi wajib hukumnya, dan jika mujur, Aremania yang hadir di stadion bakal mendapatkan bonus berupa hujan gol-gol indah dari para idola mereka.

Berikut INDOSPORT merangkum tiga kemenangan paling mencengangkan yang pernah diukir Arema era kompetisi Indonesia Super League. Tak sekedar lima atau enam gol, namun sudah di ambang batas normal dengan nyaris menyentuh dua digit dalam satu pertandingan saja.

Yang unik, kemenangan dengan skor besar Arema sekaligus menentukan nasib lawannya. Ketiganya bahkan sama-sama terdegradasi ke kasta kedua, dan belum kembali lagi ke kasta tertinggi hingga kini.

1. Gelontor Gawang Bontang FC 8-0

Laga menjamu Bontang FC seolah menjadi klimaks dari perjalanan Arema di ISL 2010/11. Remuk redam di pentas Liga Champions Asia membuat tim besutan Miroslav Janu berfokus total di kompetisi regional. 

Kekecewaan setelah gagal di LCA dilampiaskan pada laga di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (19/6/11). Tak tanggung-tanggung, gawang Bontang FC diberondong delapan gol tanpa ampun oleh anak asuh Janu.

Taouluhu Abdul Musafri memulai pesta gol pada menit pertama dan ke-8, dilengkapi hattrick Yongki Aribowo (11', 62', 83'), serta aksi Ahmad Amirudin (49'), dan Roman Chmelo (55', 72').

Jomplangnya hasil akhir itu sekaligus menggambarkan posisi kedua tim di pengujung musim. Arema finis sebagai runner-up ISL dengan 52 poin menempel Persipura Jayapura yang mengumpulkan 60, sementara Bontang FC menjadi juru kunci klasemen (15 poin).

2. Lumat PSPS Pekanbaru 7-1

Pesta gol juga kerap mewarnai perjalanan Arema Cronus pada ISL musim 2013. Di bawah kendali Rahmad Darmawan, mereka memang mengusung Los Galacticos pada materi skuatnya.

Deretan pemain kelas tim nasional Indonesia, baik senior maupun U-23, plus naturalisasi bergerombol di tahun itu, terutama para anak asuh RD hasil bedol desa dari Pelita Jaya.

PSPS tampil penuh percaya diri, bahkan unggul terlebih dulu melalui Isnaini saat berlangsung 3 menit, dan sekaligus menjadi gol tunggal mereka di Stadion Kanjuruhan Malang, Kamis (4/7/13).

Karena setelah itu, Arema berpesta pora melalui balasan tujuh gol sekaligus. Keith Kayamba mencetak dua gol pada menit 48 dari titik putih dan 81. Greg Nwokolo melengkapinya dengan quattrick (57', 77', 80', 83'), serta satu gol tambahan dari Dendi Santoso (75').

Pada akhir musim, Arema Cronus finis sebagai runner-up dengan 66 poin di bawah Persipura (82), sementara PSPS Pekanbaru yang hanya meraup 17 angka terdegradasi ke kasta kedua bersama Persiwa Wamena (30) dan Persidafon Dafonsoro (30).

3. Permalukan Persijap 8 Gol Tanpa Balas

Kali ini lawannya adalah Persijap Jepara yang tampil amburadul sejak awal musim. Puncak performa mengecewakan kubu seberang tersaji dalam laga pemungkas ISL Arema Cronus di Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara, Jumat (5/11/14).

Persijap yang sudah ditinggalkan sebagian suporter karena kecewa berat terhadap performa tim kesayangannya malah hancur lebur di depan Arema. Gawang mereka digelontor delapan gol tanpa balas di hadapan publik sendiri.

Beto Goncalves memulai pesta gol saat laga baru berjalan sembilan menit, dilanjutkan Ahmad Bustomi (38'), Cristian Gonzales (43'), I Gede Sukadana (53'). Agung Suprayogi lalu melakukan gol bunuh diri pada menit ke-72, dilengkapi Samsul Arif (74'), Thierry Gathuessi (79') dari titik penalti, dan ditutup Johan Al Farizie (88').

Persijap yang menjadi juru kunci klasemen Wilayah Barat dengan 8 poin, harus terdegradasi bersama Persita (15). Sementara Arema melenggang ke babak 8 besar setelah memuncaki klasemen (46 poin), diikuti Persib Bandung (41), Semen Padang (38), dan Pelita Bandung Raya (35).